Jika disampaikan dengan terbuka dan jelas, banyak orang justru bisa menerima kabar buruk tersebut.
Kesimpulan itu didapatkan dari penelitian yang melibatkan145 orang.
Para responden itu diberikan kabar buruk yang berbeda.
(BACA: Rizky D'Academy Posting Foto Lesti Kejora, Netizen Doakan Langgeng)
Kemudian, para peserta mencatat hal yang paling penting dalam penilaiannya terhadap kabar buruk yang mereka terima.
Hasilnya, orang menghargai sesuatu yang jelas dan terus-terang dibandingkan karasteritik lain, seperti bersikap perhatian dan masuk akal.
Sementara untuk hubungan sosial, para peneliti menemukan orang butuh jeda atau jarak sebelum hubungan berakhir.
“Sebuah ucapan ’Saya putus dengan Anda’ mungkin terlalu langsung.
Tapi yang Anda butuhkan adalah ‘kita perlu bicara’—hanya beberapa detik untuk orang memproses kabar buruk yang akan datang,”
kata pemimpin studi Alan Manning, profesor linguistik di Brigham Young University.
(BACA: Ibu yang Tegas! Anak Nangis Ingin Ikut, Nafa Urbach Kukuh Tinggalkan Anak di Rumah)
Meskipun terlihat tidak sensitif, para peserta menghargai dan memahami maksud yang akan disampaikan, daripada sikap yang berlarut-larut untuk masuk dalam percakapan tersebut.
“Jika Anda mengakhir hubungan, ya, tentu saja, itu mungkin lebih nyaman secara psikologis untuk menerapkannya,” tambah Manning.
“Tapi survei ini dalam cara pandang bagaimana Anda mendapatkan kabar buruk dan versi mana yang tidak pantas.
Orang-orang dengan kabar buruk lebih suka dengan cara seperti ini.”
(kompas.com/Kahfi Dirga Cahya)
Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judul Cara Terbaik Menyampaikan Kata "Putus"
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Jeanne Pita |
Editor | : | Jeanne Pita |