"Penyebabnya adalah peningkatan beban rumah tangga, baik secara finansial maupun emosional," tambah Daoulah.
Kondisi tersebut juga serupa dengan sebuah studi yang dipresentasikan pada Kongres Kardiologi Masyarakat Asia Pasifik 2015.
Studi tersebut menyatakan bahwa semakin banyak istri, maka semakin tinggi risiko penyakit jantung.
Tapi, penelitian tersebut belum menemukan hubungan yang jelas antara poligami dengan penyakit jantung.
(BACA: Viral! Diduga Kerangka Binatang Mitologi Inilah Penampakan Naga Sepanjang 18meter Lihat Videonya)
"Ada kemungkinan faktor lain yang tersembunyi, seperti tingkat keintiman dalam pernikahan, pola makan atau faktor genetik," tambah Daolah.
Dilansir dari Journal of Biology Letters, separuh dari pria dan wanita yang terlibat dari hubungan monogami ke poligami memilih hubungan yang serius hanya dengan satu pasangan saja pada satu waktu.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa poligami mungkin masuk akal bagi pria dalam kerangka evolusi, tetapi tidak dengan wanita.
Hal ini karena pria poligami dapat memiliki banyak anak dalam satu waktu, dibandingkan wanita yang hanya bisa memiliki satu anak dalam sembilan bulan.
Selain itu, poligami mungkin tidak terlalu bagus bagi pria karena terlalu banyak istri bisa meningkatkan potensi konflik intrapersonal dan membutuhkan banyak biaya.
Jurnal Philosophical Trannsaction 21012 dari Royal Society mempublikasikan fakta bahwa poligami menjadi hal yang wajar jika bertujuan untuk mengurangi tingkat kekerasan, kemiskinan, dan ketidaksetaraan gender.
(BACA: Pasca Digigit Anjing, Ini Yang Terjadi Pada Luka Sophia Latjuba)
5 Shio Paling Jarang Ingat Ulang Tahun Anak, Bukan Tak Sayang, Hanya Punya Bahasa Cinta Berbeda
Penulis | : | Jeanne Pita |
Editor | : | Jeanne Pita |