Ia kemudian, menyuruh perawat menulis keinginanya:
"Setelah aku meninggal, aku ingin mendonasikan kepalaku untuk penelitian kesehatan. Aku berharap suatu hari kita bisa menemukan obat ALS sehingga orang-orang tidak menderita penyakit itu lagi."
Lou juga mengatakan dia ingin menyumbangkan organ lainnya untuk membantu menyelamatkan lebih banyak nyawa.
(BACA JUGA: 5 Fakta Pembunuhan Ketua DPRD: Tak Disangka, Sang Istri Sempat Unggah Foto Ini Sebelum Bunuh Suaminya)
Teman-temannya dan teman-teman sekelasnya mengumpulkan lebih dari 1 juta yuan ($ 150.000) untuk membantu mendanai perawatannya.
Namun dia mengatakan dalam surat wasiatnya dia tidak ingin menerima uang dari orang lain.
"Aku ingin seluruh tubuh saya dikremasi dan abunya disebarkan di Sungai Yangtze ... Tidak ada pemakaman atau makam ... ayo biarkan aku pergi dengan tenang, tanpa bekas, seolah-olah aku belum pernah berada di dunia ini…"
(BACA JUGA: Pakai Lipstik di Pinggir Sungai, Dian Pelangi Tenteng Tas Puluhan Juta, Padahal Mungil loh)
"Arti hidup bukan tentang berapa lama seseorang hidup, melainkan kualitas hidup seseorang," bacalah kata-kata terakhir Lou.
Hidupnya secara tragis berakhir, tapi kenangannya akan hidup dalam kehidupan orang-orang yang akan dia bantu simpan.
(*)
Viral, Gadis Anak dari Pengepul Barang Bekas Ini Berhasil Jadi Sarjana, Auto Bangga Pamer Foto di Atas Gerobak Orang Tua
Source | : | Shanghai Daily |
Penulis | : | Anita Rohmatur R |
Editor | : | Anita Rohmatur R |