I love how @ubnt swiftly patched KRACK, but when will @ubnt support IPv6? pic.twitter.com/OFoSAlAEW5
— Jan Ernsting (@janernsting) October 18, 2017
IPv6 dikatakan jauh lebih baik dibandingkan geneasi sebelumnya.
Akan tetapi, transisi dari IPv4 ke IPv6 membutuhkan penyedia akses internet dan penyedia konten untuk memperbarui software dan hardware.
Tentu, harganya tak murah.
Untuk mengatasi masalah ini, penyedia layanan internet telah mengadopsi teknologi Carrier Grade Network Address Translation (CGN).
(Baca juga: Usai Menyilet Wajah Gadis Cantik di Medan, Pria ini Jadi Buronan Polisi, Teman Korban Ungkap Fakta Mengejutkan ini)
Ini memungkinkan ribuan individu dan perusahaan untuk berbagi alamat IP di IPv4.
Ini memang dapat jadi solusi sementara.
Akan tetapi, Europol mengatakan beberapa operator justru menggunakannya sebagai pengganti transisis IPv6.
Europol memperkirakan sebanyak 90 persen perangkat mobile dan 50 persen perangkat selain mobile menggunakan CGN alih-alih menggunakan standar yang baru.
Profesor Stupples mengatakan bahwa transisi menuju IPv6 sangat lambat.
Diperkirakan pada tahun 2025, sekitar 30 persen pelanggan masih akan berbagi alamat IP dengan orang asing, yang bisa jadi dengan seorang teroris atau pedofil.
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |