Grid.ID - Utang bukannya menyelesaikan masalah, justru membuat masalah menjadi semakin berat.
Setidaknya itulah yang dialami oleh seorang pria asal India bernama Esakkimuthu.
Karena depresi punya utang yang dirasanya tak bisa dibayarnya, Esakkimuthu melakukan aksi bakar diri bersama istri dan dua anaknya.
Dikutip Grid.ID dari media India, Deccan Chronicle, 25 Oktober 2017, peristiwa ini terjadi di Distrik Tirunelveli, India.
Esakkimuthu melakukan aksi bakar diri ini di siang bolong, tepat di depan kantor 'Kanduvetti’ atau istilah orang India untuk menyebut rentenir.
Saat itu, ia bersama istrinya, Subbulakshmi dan 2 anak mereka, Mathisaranya (4) and Akshayabaraniya (2).
Esakkimuthu kemudian mengguyurkan bensin ke seluruh tubuhnya termasuk istri dan anak-anaknya.
Sambil memeluk mereka semua, ia langsung membakar diri.
( BACA : Belum Sebulan Kabarkan Kehamilan Sang Istri, Berita Duka Datang dari Lucky Perdana Pagi Ini )
Warga dan polisi kesulitan memadamkan api, dan butuh 15 menit hingga api benar-benar padam.
Istri dan anaknya dilaporkan tewas.
Sementara Esakkimuthu dalam kondisi kritis.
Adik Esakkimuthu, Gopi, mengatakan, insiden ini berawal dari rasa frustrasi terhadap rentenir.
Menurut Gopi, Esakkimuthu hidup miskin, dan hanya bekerja sebagai pekerja serabutan berhonor harian.
Ia mengakui Esakkimuthu berutang ke rentenir sekitar Rp 29 juta.
Masalahnya, Esakkimuthu mengaku tertipu oleh rentenir bernama Muthulakshmi.
Belakangan Esakkimuthu baru tahu, kalau utang itu ternyata berbunga 100%, alias harus dikembalikan dua kali lipat.
Ia mengadukan masalah ini ke kepolisian.
Tapi menurut polisi, hal ini bukan tindakan kriminal.
Gagal ke polisi, Esakkimuthu berusaha menggugat rentenir ke pengadilan.
Hasilnya sama saja, pengadilan menolak gugatan itu.
Depresi karena merasa negara tak melindunginya, Esakkimuthu akhirnya memutuskan berusaha bunuh diri dengan membakar diri.
Menurut Daccan Chronicle, peristiwa akhirnya membuka mata pemerintah setempat untuk mengusut penipuan oleh rentenir. (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |