Sulit pada tahap ini untuk membedakan apakah gejala fisik seperti kembung, pembengkakan payudara dan jerawat disebabkan oleh kehamilan atau sindrom pramenstruasi.
Tapi jika Ibu mengalami flek atau perdarahan cokelat, baru-baru ini melakukan hubungan seks tanpa kondom, dan menstruasi terlambat beberapa hari, ada baiknya Ibu melakukan tes kehamilan.
Jika Ibu berada di kelompok umur yang tepat (biasanya 45 atau lebih tua), flek cokelat bisa menjadi pertanda perimenopause, tahun-tahun sebelum tubuh memulai masa transisi menuju menopause.
?BACA JUGA : Kenapa Pria Harus Ereksi di Pagi Hari? Ini Penjelasannya
Juga, bila Ibu mengalami perubahan suasana hati, sering merasa panas dan insomnia, bisa berarti menopause sedang dalam proses.
Entah hamil atau tidak, dalam kasus yang jarang terjadi, flek cokelat bisa menjadi pertanda masalah yang lebih serius.
Misalnya, jika flek cokelat disebabkan oleh infeksi serviks, seperti penyakit radang panggul (PID), sehingga Ibu mengalami rasa sakit di perut atau saat hubungan seksual, demam, keputihan yang tidak biasa, atau sensasi rasa terbakar saat buang air kecil.
Kemungkinan lain adalah kista ovarium, kantung berisi cairan yang terbentuk pada atau di dalam ovarium.
Kista yang dimaksud jinak pada sebagian besar kasus; selain cairan cokelat, bisa menyebabkan sakit perut atau tekanan, sakit di punggung bawah dan paha, serta rasa sakit saat berhubungan seks dan menstruasi.
?BACA JUGA : 6 Hal yang Paling TERLARANG Untuk Ibu Hamil, Masih Berani Lakuin?
Meski kista ovarium tidak sering menyebabkan gejala apapun, biasanya kondisi ini baru bisa dideteksi dengan ultrasound.
Flek cokelat akibat PCOS, ketidakseimbangan hormonal, bisa disertai pertumbuhan rambut yang berlebihan, jerawat dan penambahan berat badan. Alasan paling serius ialah tanda kanker serviks.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | nakita.grid.id |
Penulis | : | Tamara Wijaya |
Editor | : | Tamara Wijaya |