Grid.ID - Beberapa orang memilih pengobatan alternatif karena berbagai alasan.
Diantaranya karena takut dioperasi dan tingginya biaya pengobatan di rumah sakit.
Sayangnya, keputusan ini justru akan menimbulkan risiko tinggi bagi kelangsungan hidup mereka, terutama bagi penderita kanker.
Sebuah penelitian dari Yale School of Medicine mengungkapkan, pasien kanker yang memilih pengobatan alternatif daripada perawatan di rumah sakit memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih tinggi meninggal dalam lima tahun setelah didiagnosis.
Penderita kanker payudara yang mengandalkan pengobatan alternatif dengan menggunakan herbal, homeopati, atau kristal energi untuk mengalahkan penyakitnya, 5,68 kali lebih berisiko mengalami kematian dini.
Lalu, sebanyak 41% dari penderita kanker paru-paru yang menerima pengobatan konvensional, bertahan setidaknya selama lima tahun setelah diagnosis. Sementara hanya 20% dari mereka yang memilih pengobatan alternatif yang mampu bertahan selama itu.
Untuk kanker usus, hanya 33% penderita yang menggunakan "perawatan" seperti homeopati yang bertahan lima tahun ke depan, sedangkan pasien yang menerima pengobatan di rumah sakit, seperti kemoterapi, dan mampu bertahan selama lima tahun, jumlahnya mencapai 79%.
"Obat alternatif yang digunakan bisa berupa tumbuhan, homeopati, makanan khusus atau kristal energi, yang pada dasarnya hanyalah batu yang dipercaya orang memiliki kekuatan penyembuhan,” jelas Dr. Skyler Johnson, penulis penelitian ini.
Profesor John Bridgewater, seorang ahli onkologi di University College London Hospital, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan banyak pasien lebih suka menjalani diet khusus, daripada menjalani pengobatan konvensional.
Padahal belum ditemukan bukti bahwa diet saja benar-benar akan menyembuhkan penyakitnya.
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |