Penelitian dilakukan dengan menganalisis pasien di US National Cancer, yang meliputi kanker payudara, prostat, paru-paru, dan usus yang belum menyebar.
Dari jumlah tersebut, 281 pasien memilih pengobatan alternatif. Sementara 560 pasien menjalani pengobatan kanker konvensional, yang terdiri atas kemoterapi, radioterapi, operasi, atau terapi hormon.
(BACA: Pecaya Nggak Percaya, 7 Letak Tahi Lalat Ini Konon Bikin Jatuh Miskin, Kok Bisa ya?)
Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata pasien memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih tinggi meninggal dalam lima tahun setelah diagnosis, jika mereka memilih pengobatan alternatif.
Dari penelitian ini, Dr. Johnson mengungkapkan bahwa pasien yang memilih pengobatan alternatif pada umumnya lebih nyaman secara finansial.
“Pengobatan alternatif tidak terdengar mahal, tapi bila melakukannya melalui jasa penyedia layanan, tagihannya tetap saja lumayan besar. Orang-orang sebenarnya membayar lebih banyak uang untuk pengobatan alternatif daripada perawatan standar.” (Elga Windasari)
Artikel ini pernah tayang di nakita.id dengan judul "Pengobatan Alternatif Lebih Berisiko Bagi Pasien Kanker"
Penulis | : | Fahrisa Surya |
Editor | : | Fahrisa Surya |