Dilansir Grid.ID dari Tribunnews.com, Lukas adalah pekerja di Gedung Serba Guna yang lokasinya di seberang pabrik petasan.
Lukas yang menyelamatkan korban bersama warga serta anggota Brimob mengaku ada kejanggalan.
Dia mendengar teriakan minta tolong.
(BACA : Setelah Cerai dari Zack Lee, Nafa Urbach Bicara Kejahatan Suaminya di Luar Rumah, Duh! )
Namun ketika beberapa kali menjebol tembok pabrik petasan tersebut.
Nyatanya tak ada seorang pun di sumber suara.
Dia dan orang-orang menelusuri sumber teriakan.
Mereka masih mencoba menjebol tembok guna memberi ruang untuk meloloskan diri.
Namun, tetap tidak ada orang yang keluar.
3. Korban di bawah umur
Nah, selain dua kejanggalan di atas.
Polemik adanya korban di bawah umur juga muncul.
Kembali melansir dari Kompas.com, pada awalnya polisi meyakini tidak ada korban di bawah umur.
Namun, nyatanya Komisioner Komnas HAM, Siane Indriane menemukan ada salah satu korban di RSU Kabupaten Tangerang yang berusia 15 tahun.
"Korban bernama Siti Fatimah berumur 15 tahun tapi tidak bisa saya temui karena dirawat di ICU," ujar Siane.
Tak hanya itu, melansir dari Wartakota korban di bawah umur lainnya adalah Surnah (14).
Dia adalah korban yang jasadnya paling dulu teridentifikasi oleh tim medis Kepolisian Republik Indonesia.
Selain telah mempekerjakan anak di bawah umur, kata Siane, pabrik petasan itu juga telah memperlakukan para pekerja secara tak manusiawi.
Pasalnya, para karyawan di pabrik itu hanya diupah Rp 40.000 per hari. (*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |