Bila tawon yang menyengat berjumlah banyak, maka hal ini bisa menyebabkan hiperalergi yang jika tidak ditangani akan berlanjut menjadi anafileksis hingga sistemik atau merusak organ hanya dalam hitungan hari.
Efek yang paling fatal adalah menyebabkan edema paru akut atau kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di paru-paru yang membuat pasien kesulitan bernapas.
Selain itu, efek fatal lain yang paling umum terjadi adalah gagal ginjal akut di mana fungsi ginjal menurun.
Oleh karena itu, dibutuhkan ketanggapan petugas medis untuk menangani kasus sengatan V affinis berat.
Pasien yang mengalami edema paru akut, misalnya, harus diberikan tatalaksana edema paru, seperti cairan parunya dikeluarkan.
Sementara itu, pasien yang mengalami gagal ginjal harus diberikan tatalaksana gagal ginjal, seperti hemodialisis.
Bila penanganan gawat darurat yang tepat diberikan, pasien sengatan V affinis pun bisa tetap hidup.
Ilmu toksinologi yang langka di Indonesia
Sayangnya, efek-efek di atas baru terlihat setelah dua hingga tiga hari disengat sehingga para petugas medis yang belum terlatih untuk menangani kasus sengatan tawon akan melewatkannya.
Pasien V affinis pun sering kali hanya diberi obat rawat jalan dan kemudian disuruh pulang tanpa penanganan lebih lanjut Tri berkata bahwa ilmu toksinologi memang masih terabaikan di Indonesia.
Baca Juga : Disebut Menelantarkan Anak oleh Nikita Mirzani, Sajad Ukra Ungkap Bukti Pemberian Nafkah
Kabar Terbaru Jessica Kumala Wongso Usai Bebas, Unggahannya di Tiktok Jadi Omongan, Disebut ketinggalan Zaman
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Hastin Munawaroh |