Saat itu, ia mengalami pilek parah dan berkepanjangan sehingga hidungnya terus menerus mengeluarkan ingus tanpa henti.
Setelah ingus menghilang, justru ukuran kepalanya mulai membesar diikuti sendi-sendi tulang yang mengkaku.
Semenjak itu, pertumbuhannya mengalami titik balik dan kemunduran.
Galank yang semula cukup lincah dan ceriwis komunikatif itu mulai kehilangan daya bicara dan geraknya.
Dalam melawan penyakitnya tersebut.
Kembali dikutip Grid.ID dari Tribun Jogja, Galank sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.
Semula, Galank dan orang tuanya hidup di Batam.
Di batam, keluarga kecil itu merantau.
Namun Galank harus berpisah dengan ibunya karena ayahnya, Subagyo (31) pulang ke Kulonprogo.
Nah, jadi mereka berpisah dan ibu Galank masih di Batam.
Akan tetapi, Subagyo mendengar informasi dari kakak iparnya bahwa istrinya sudah menikah lagi dengan pria lain.
Maka dari itu, Galank hanya dalam melawan penyakitnya dia dirawat oleh ayahnya.
Selain itu, ayahnya dibantu oleh si nenek,Tugiyem (73).
Tugiyem lah yang memberikan kasih sayang layaknya ibu ke pada Galank. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |