Video itu ternyata membawa masalah buat mereka, yang akhirnya, video itu dilihat oleh guru-guru di sekolah dan juga orang tuanya masing-masing.
Nggak cuma masalahnya yang berbeda, keempat anak muda ini juga punya kepribadiannya masing-masing.
Kalau si Orly suka banget sama sejarah, si Suki suka banget bermusik. Kalau si Zeke suka banget party, si Konji lebih suka kalem alias diam-diam mematikan.
Film ini benar-benar jujur menggambarkan kehidupan anak muda saat ini. Penggunaan bahasa Inggris yang kasar dalam film ini dapat menjadi sorotan, pasalnya, seperti itulah kenyataan yang ada di lapangan.
Selain itu, film ini juga mengisahkan isu-isu tentang anak muda yang ada saat ini; video syur yang disebarluaskan lalu hal yang dianggap tabu di tengah anak muda juga menjadi pembahasan dalam film ini.
Menjadi anak muda yang kritis adalah hal yang sangat menonjol dalam My Generation.
Keempat anak muda ini memang terlihat "acak-acakan" di dalam film, tapi sebenarnya, mereka mengajarkan apa itu arti dari persahabatan, kepercayaan dan juga kesetiaan.
Begitu pula jika orang tua ingin menonton film ini. Bisa jadi, masalah dari Zeke, Konji, Orly dan juga Suki pun ditemukan dalam hidup para orang tua.
Kalau ke masalah teknis seperti penggunaan baju, properti dan juga soundtrack, film ini berhasil membawa tema "anak muda 90-an" yang rebel.
Dari soundtrack-nya, musik hip hop memainkan peran yang sangat amat penting.
Dari properti, mereka benar-benar maksimal dalam menyiapkan detail-detail yang nggak biasa kita temui di film lain.
artikel ini tayang lebih dulu di hai.grid.id dengan judul My Generation, Film yang Jujur Akan Keadaan Remaja Milenial. (*)
Gantengnya Anak Bontot Wulan Guritno yang Jarang Terekspos Publik, Paras Rupawannya Plek Ketiplek sang Ibu, Intip Potretnya!