Pengalaman menunjukkan, bila antibiotik dicoret dari resep (sementara obat batuk dan pilek yang adekuat diberikan), setelah 1 - 3 bulan, si anak tidak akan gampang terserang penyakit flu lagi.
Pertumbuhan badannya pun menjadi lebih baik.
Salah kaprah kedua ialah gejala batuk dan pilek yang tidak diobati secara benar, artinya siasat pengobatan perlu diubah.
Ini lantaran obat jadi yang dijual di apotek tidak selalu dapat mengatasi masalah setiap penderita. Bahkan, sering terjadi batuk dan pilek malah menjadi lebih parah dan berkepanjangan.
Suatu perubahan yang mendasar dan individual dalam resep, perlu dilakukan untuk memutus lingkaran setan panas, batuk, dan pilek ini.
Yang utama ialah menghentikan antibiotik, tidak memberikan kortikosteroid secara terus-menerus, menghentikan pemberian obat penekan batuk dan menggantinya dengan bronkodilator, serta memberikan campuran obat pilek yang baru.
Efedrin dosis kecil - dicampur dengan antihistamin yang efektif - merupakan obat pilek terbaik. Sementara, semua obat yang ternyata tidak terbukti efektif perlu dihentikan.
Terakhir, yang tidak kalah penting, carilah faktor pencetus yang dicantumkan di awal tulisan ini. Bila ditemukan, hindarilah.
Semoga anak Anda tidak perlu lagi begitu sering berobat karena flu! Selamat mencoba! (*)
Artiikel Ini Pernah Tayang di Intisari dengan Judul "Sudah Bolak Balik Ke Dokter Tapi Anak Terus Terusan Batuk Dan Pilek, Ini Yang Harus Dilakukan Orangtua"
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |