Tujuan itamanya adalah memberi tekanan pada Zara untuk membayar hak mereka pekerja.
Sebuah petisi di change.org yang disebut "Justice For Bravo Workers" juga telah dibentuk dalam upaya untuk mengkampanyekan upah mereka yang telah lama tertunda.
Sejauh ini, perusahaan induk Zara Inditex (yang juga pemilik Mango dan Next) belum mengomentari masalah ini.
Dilansir Grid.ID dari Independent, ini bukan kali pertama peritel busana asal Spanyol ini terlibat dalam kontroversi semacam ini.
Sebelumnya, Zara juga mendapat kecaman karena menyebabkan kerusakan lingkungan, merobek desain dari desainer muda dan mengabaikan kondisi pabrik yang buruk.
Sebenarnya, mereka pernah digugat karena membiarkan kondisi kerja yang tidak aman dan kasar bersamaan dengan tuduhan pekerja anak dan budak.
Yang lebih buruk lagi mungkin saat mereka mengeksploitasi pengungsi Suriah yang masih berusia 15 tahun.
Tentunya kasus ini sangat menyedihkan mengingat Zara dikenal sebagai salah satu merk terkemuka di dunia.
Zara memiliki lebih dari 2.200 toko di seluruh dunia.
Penghasilan tahunannya mencapai nyaris mencapai Rp 1 triliun.(*)
Innalillahi, Ayah Jessica Iskandar Meninggal Dunia, Istri Vincent Verhaag Tulis Pesan Pilu