Grid.ID-Indonesia kini punya penetrasi internet yang makin luas dan merata, seiring makin luasnya jangkauan sinyal operator seluler.
Masyarakat luas terlihat juga menyambutnya, karena mayoritas pengguna internet di Indonesia melakukannya lewat smartphone alias mobile, yaitu sebanyak 73 persen.
Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi, baik positif maupun negatif.
Makin meluasnya penetrasi internet di Indonesia mendasari Fakultas Ekonomika and Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan riset dengan tema Dampak Mobile Internet terhadap Pengembangan Ekonomi Sosial di Indonesia.
(Baca : Kontroversial! Restoran Ini Wajibkan Pengunjungnya Makan Dalam Keadaan Telanjang! )
Penelitian dilakukan dalam dua tahap yang dimulai sejak Agustus 2017 dan akan berakhir pada Januari 2018.
Bekerjasama dengan Indosat Ooredoo sebagai bagian dari ulang tahun ke-50, penelitian ini dikatakan bersifat independen untuk mendapatkan data sebenarnya tentang dampak perkembangan mobile internet di Indonesia.
Tim peneliti UGM dipimpin oleh Prof Prof. Bambang Riyanto, LS, MBA, Phd, bersama tim yang terdiri dari Doktor di bidangnya seperti bidang ekonomi makro, eknomi mikro, ekonomi perilaku, dan sosial, melakukan pemaparan risetnya di Jakarta (9/11/2017).
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jumlah partisipan 1800 responden.
(Baca : Benarkah Darah Menstruasi Akan Berhenti Saat Kita Berenang? )
Riset dilakukan di beberapa daerah di Indonesia yakni Solo, Wonogiri, Medan, Makassar, dan Ternate.
Daerah-daerah itu sudah dipilih untuk mewakili wiklayah dengan penetrasi mobile internet yang rendah dan tinggi.
Orang Makin Toleran Terhadap Kecanduan Gadget
Hasil riset tahap pertama dikatakan tim riset UGM, bahwa mobile internet berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Setiap peningkatan jumlah pelanggan telepon seluler sebesar 10% diikuti dengan peningkatan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia 0,4%,” kata Prof. Bambang Riyanto.
Mobile internet ternyata memang sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat, bahkan sudah membentuk mindset dan perilaku masyarakat.
(Baca : Rina Nose Lepas Hijab, Begini Penampilan Santun dan Cantiknya Saat Masih Menutup Aurat )
Menurut anggota tim riset, Dr Purwanto, saat ini orang makin toleran terhadap keluarga atau teman yang selalu bermain gadget saat sedang berkumpul bersama.
Temuan lain adalah masyarakat dinilai telah berlebihan dalam pengunaan mobile internet, seperti anak-anak (Generasi Z) yang mengalami ketergantungan terhadap internet.
Akibatnya, kemampuan berkomunikasi menurun dan sosial skills menurun bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya yakni Generasi X dan Generasi Y.
Sementara Bambang Riyanto selaku Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomika and Bisnis (P2EB) Fakuktas Ekonomi and Bisnis (FEB) UGM, menuturkan bahwa hasil riset menunjukan mobile internet telah memperluas kesempatan untuk mendapatkan tambahan pendapatan.
(Baca : Kabar Gembira Buat Penggemar Petai, Ternyata Makanan Ini Punya 5 Manfaat yang Harus Kamu Tahu! )
banyak anggota masyarakat yang melakukan pekerjaan sampingan dengan jual beli barang online dengan menggunakan mobile internet. Disamping itu juga ada temuan bahwa mobile internet telah memperluas cakupan bisnis, mengefisiensikan bisnis serta meningkatkan produktivitas.
“Waktu yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis menjadi lebih pendek."
"Contoh lain misalnya kemudahan pengiriman foto untuk menawarkan pesanan, pengiriman desain, atau informasi tentang pesanan."
"Intinya mobile internet telah mengefisiensikan pekerjaan,” ungkap Bambang. (*)
Viral, Gadis Anak dari Pengepul Barang Bekas Ini Berhasil Jadi Sarjana, Auto Bangga Pamer Foto di Atas Gerobak Orang Tua