Grid.ID - Seumur hidupnya berdagang sepeda motor, mungkin baru kali ini Heru Airlangga mendapat pelanggan paling unik.
Heru Airlangga adalah pemilik diler motor Kawasaki di Madiun, Ponorogo dan Ngawi.
Bagaimana tidak, ia kedatangan pasutri, yang membeli moge Kawasaki Ninja 250 dengan uang koin!
Pasutri itu adalah Eko Margono (40) dan Ernawati (35), warga RT 11/RW 03, Desa Taman Arum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.
( BACA : Seperti Burung Hantu, Kepala Bocah Ini Bisa Memutar 180 Derajat Kebelakang Badan )
Keduanya bekerja sebagai pedagang cilok.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Eko dan Ernawati datang ke diler Kawasaki Ponorogo.
Mereka datang untuk membeli sebuah Kawasaki Ninja untuk anak mereka, Muhammad Pradita Candra Amarta.
Memang, membeli sebuah Kawasaki Ninja di hari begini bukan sebuah keanehan.
( BACA : Ada-ada Aja! Polwan Ini Bete Saat Digombalin Kids Zaman Now, Lihat Videonya! )
Tapi masalahnya, Eko dan Erna datang membawa uang koin!
Ya, mereka bermaksud membeli motor seharga Rp 42 juta itu dengan uang koin.
Lalu, bagaimana reaksi diler hal tersebut.
Secara luar biasa, Heru Airlangga mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut.
Padahal, Eko mengaku sempat ragu.
Pasalnya, sebelum ke diler Kawasaki, ia datang ke sebuah bank untuk menukar uang koin tersebut.
Tapi, maksud itu justru ditolak oleh pihak bank.
"Katanya mereka hanya bisa melayani penukaran uang koin maksimal Rp 500.000 dalam satu hari. Padahal uang logam saya jumlahnya sekitar Rp 42 juta. Kalau ditukar di bank dengan cara seperti itu akan membutuhkan waktu yang lama," kata Eko.
Kendati ditolak bank untuk penukaran uang recehan dalam jumlah banyak, Eko dan Erna tidak putus asa.
Keduanya nekat mendatangi diler Kawasaki di Kota Ponorogo.
"Sebelum datang ke diler, istri saya menghitung jumlah yang kami tabung dalam gentong air dan kaleng bekas cat. Hampir satu minggu lamanya dia menghitung jumlah uangnya," jelas Eko.
Tak disangka, kata Eko, pihak diler menerima uang logam recehannya untuk membayar satu unit sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc.
"Saya omong kalau sebagian besar uangnya koin gimana. Pihak dealer tidak mempersoalkan. Nanti diajak hitung bersama-sama. Pemilik diler menyatakan tidak masalah karena uangnya sama lakunya," ungkapnya.
"Pak Heru yang punya diler kawasaki sampai heran saya tekun mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Saya jelaskan jualan cilok itu untungnya sedikit," ujarnya.
Nabung 2 Tahun
Untuk bisa beli motor tersebut, Eko dan Erna mengumpulkan uang logam selama dua tahun.
Uang receh itu disimpan di tempat khusus.
Pada tahun pertama, ia menyimpan uang koin itu di sebuah gentong air plastik merah ukuran 50 liter.
Setelah gentong itu penuh, Eko dan istrinya menyediakan kaleng bekas cat 25 kilogram untuk mengumpulkan uang logam.
Eko dan Erna merupakan agen cilok.
Mereka juga penjual daging giling.
Erna mengatakan, ia mudah mendapatkan uang koin karena pelanggannya rata-rata penjual cilok yang berjualan di sekolah-sekolah.
Untuk mengumpulkan koin-koin itu, Erna dan Eko bekerja menggiling daging mulai pukul 02.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.
Selanjutnya, Eko melanjutkan kerja di bengkel sepeda motor.
Ditanya kenapa uang dikumpul dalam bentuk koin, Erna mengaku lebih mudah dan praktis.
Selain itu, uang koin yang terkumpul pasti jarang diambil.
"Kalau uang kertas yang kumpulkan pasti tidak akan terkumpul dan habis untuk dibelanjakan bahan-bahan," tandas Erna.
Pakai Karung
Untuk membawa uang logam sebanyak Rp 42 juta, Eko memasukannya ke karung plastik ukuran 50 kilogram.
Lantaran total berat uang logam yang dimasukkan melebihi kapasitas, karungnya langsung jebol saat uang diturunkan dari mobil.
Pegawai diler Kawasaki Ponorogo pun sempat kerepotan memindahkan uang recehan koin senilai Rp 42 juta.
Setelah uang koin itu diserahkan ke diler, jumlah kekurangannya sekitar Rp 20 juta karena harga Kawasaki Ninja 250 cc Rp 62 juta.
Eko pun membayar kekurangannya secara tunai.
Eko tidak menyangka bisa membelikan anaknya sepeda motor yang harganya mahal.
Apalagi mereka tinggal di wilayah pedesaan.
"Waktu itu pikiran saya nggak sampai ke situ. Dari awal untuk membeli sepeda motor semahal itu kami orang desa kalau tidak kumpul sedikit demi sedikit mana bisa," kata Eko.
Pelanggan Adalah Raja
Heru, sebagai pemilik diler, sempat ragu menerima tawaran Eko yang akan membeli sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc dengan uang logam.
Namun ia tetap menerimanya lantaran baginya pelanggan itu raja.
"Pertama saya terima ragu-ragu. Lalu saya berpikir apapun itu customer itu raja. Makanya saya terima. Pasalnya sesuai undang-undang di Indonesia, uang pecahan logam juga sebagai alat bayar yang sah. Makanya, suka atau tidak suka harus saya terima," kata Heru, Jumat ( 10/11/2017) sore.
Setelah menerima uang itu, ia sempat kesulitan untuk menyetorkannya ke bank.
Ia pun akhirnya menukarkan uang recehan tersebut kepada teman-temannya sesama pengusaha dan pemilik toko yang membutuhkan uang pengembalian.
Baginya bila ia menolak uang recehan untuk pembayaran pembelian sepeda motor maka dirinya akan terkesan arogan.
"Setelah saya terima lalu saya upload kemudian jadi viral," tandas Heru.
Menurut Heru, ia sudah meminta Eko untuk membayar uang muka dahulu sebagai tanda jadi pemesanan.
Namun Eko menolak dan bersikukuh ingin membeli dengan tunai setelah barangnya datang.
"Saya lalu spekulasi. Pesan barangnya dari Surabaya. Setelah barangnya datang lalu Pak Eko kita hubungi, lalu datang dan membayarnya," jelas Heru.
Heru mengatakan uang logam yang dibawa Eko sudah dikemas dalam plastik dan disimpan di dalam karung.
Saat diturunkan dari mobil, empat pegawainya tak kuat mengangkat uang koin sebanyak itu.
Untuk mengangkat uang koin itu, kata Heru, pihaknya terpaksa menggunakan troli.
Setelah dihitung, uang recehan koin logam itu ditaruh di dalam bagasi mobil.
"Mobil yang angkut uang itu sampai memendek bagian belakangnya karena membawa beban yang berat,"
"Kalau saya perkirakan beratnya di atas seratus kilogram lebih," kata Heru. (*)
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul : Penjual Daging Kumpulkan Uang Koin Selama 2 Tahun demi Membeli Kawasaki Ninja?
Anaknya Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Saat Ia Pergi Umroh, Selebgram Ini Akhirnya Usir Meski Belum Cerai: Temenin Tuh Pacar Lu
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |