Namun, hal memalukan yang dimaksud kemudian terjadi. Tim Akara tidak hadir dalam upacara pembuka di kota Busan, Korea Selatan tersebut.
Ternyata, mereka tidak mendapatkan visa untuk bisa masuk ke negara ginseng tersebut!
Hal sepele ini seharusnya bisa ditangani oleh pihak-pihak yang terkait, baik itu IeSPA sebagai asosiasi yang bertanggung jawab, dan tim manajemen Akara yang terpilih.
Kalau merujuk pada press rilis yang disebar IeSPA, terkesan pihak IeSPA menyalahkan tim Akara atas kejadian memalukan ini.
Pada press rilis tersebut, terdapat 11 poin kronologis yang menjelaskan cerita dari sudut pandang IeSPA.
(BACA: Efektifkah Ancaman Pemerintah Untuk Blokir WhatsApp Karena GIF Porno?)
Singkat kata, IeSPA menyalahkan tim Akara yang lambat dalam mengurus visa dan memberikan konfirmasi keberangkatan. Ditambah dengan pembatalan keberangkatan di saat-saat terakhir.
Sampai tulisan ini dibuat, belum ada tanggapan resmi dari tim Akara terkait hal ini.
Ketidakpastian kedatangan tim Akara ini membuat nama Indonesia dicoret keikutsertaannya dalam ajang bergengsi kelas dunia ini.
Sebagai pengingat, kasus seperti ini pernah terjadi di tahun 2004 pada ajang World Cyber Games (WCG) di San Francisco, Amerika Serikat.
Pada waktu itu, tim eLf yang seharusnya mewakili Indonesia batal berangkat karena masalah visa yang belum jadi.
(BACA: Kesan Pertama Menggunakan Smartphone dengan Dua Kamera Khusus Selfie)
Secara kebetulan, pihak panitia yang terlibat pada acara tersebut kini beberapanya menjadi petinggi di IeSPA. (*)
Viral Beredar Uang Palsu yang Dikeluarkan UIN Makassar, Begini Cara Ceknya Keasliannya!