Laporan Wartawan Grid.ID, Kama Adritya
Grid.ID – Lagi-lagi sebuah catatan buruk terpaksa harus ditorehkan pada kontingen atlet dari Indonesia di bidang eSports.
eSports sendiri adalah sebuah kompetisi yang menggunakan sistem elektronik sebagai basis permainannya. Umumnya eSports mengusung video game sebagai basis permainan yang dipertandingkan.
(BACA: OMG! Ternyata 7 Makanan Ini Boleh Dimakan Sebanyak-banyaknya loh, Nggak Usah Takut Gendut deh!)
Kejadian memalukan yang dimaksud adalah batalnya perwakilan dari Indonesia untuk ikut salah satu ajang kompetisi eSports paling bergengsi di dunia, yang ternyata disebabkan oleh hal sepele.
Pada tanggal 27 September 2017 lalu, Indonesia e-Sports Association (IeSPA) selaku asosiasi resmi yang didukung oleh pemerintah (Kemenkominfo) untuk membina dan memajukan eSports di Indonesia menyelenggarakan sebuah kompetisi dengan game Counter Strike: Global Offensive (CS:GO).
Tujuan dari kompetisi tersebut adalah untuk mencari wakil Indonesia untuk bertanding di ajang IeSF World Championship ke-9 yang akan diselenggarakan di Busan, Korea Selatan.
Dari awal kompetisi ini berlangsung sudah timbul permasalahan. Karena kompetisi ini bersifat undangan dari IeSPA, maka tidak semua tim eSports yang ada bisa diakomodir.
Karena itu, hanya tim asal Jakarta saja yang mendapatkan undangan, sedangkan tim dari luar ibukota hanya bisa gigit jari dan menonton. Tak heran jika hal ini diprotes banyak tim. Namun, kompetisi terus dilanjutkan.
(BACA: Smartphone dengan 2 Lensa Sudah Biasa, Ini Ada Smartphone dengan 4 Lensa!)
Hasil dari pertandingan ini menghadirkan tim Akara sebagai pemenang dengan mengalahkan Boom.ID di final dengan skor 2-1.
Dengan demikian, maka tim Akara akan mewakili Indonesia di IeSF World Championship yang akan digelar dari tanggal 9 – 12 November 2017.
Namun, hal memalukan yang dimaksud kemudian terjadi. Tim Akara tidak hadir dalam upacara pembuka di kota Busan, Korea Selatan tersebut.
Ternyata, mereka tidak mendapatkan visa untuk bisa masuk ke negara ginseng tersebut!
Hal sepele ini seharusnya bisa ditangani oleh pihak-pihak yang terkait, baik itu IeSPA sebagai asosiasi yang bertanggung jawab, dan tim manajemen Akara yang terpilih.
Kalau merujuk pada press rilis yang disebar IeSPA, terkesan pihak IeSPA menyalahkan tim Akara atas kejadian memalukan ini.
Pada press rilis tersebut, terdapat 11 poin kronologis yang menjelaskan cerita dari sudut pandang IeSPA.
(BACA: Efektifkah Ancaman Pemerintah Untuk Blokir WhatsApp Karena GIF Porno?)
Singkat kata, IeSPA menyalahkan tim Akara yang lambat dalam mengurus visa dan memberikan konfirmasi keberangkatan. Ditambah dengan pembatalan keberangkatan di saat-saat terakhir.
Sampai tulisan ini dibuat, belum ada tanggapan resmi dari tim Akara terkait hal ini.
Ketidakpastian kedatangan tim Akara ini membuat nama Indonesia dicoret keikutsertaannya dalam ajang bergengsi kelas dunia ini.
Sebagai pengingat, kasus seperti ini pernah terjadi di tahun 2004 pada ajang World Cyber Games (WCG) di San Francisco, Amerika Serikat.
Pada waktu itu, tim eLf yang seharusnya mewakili Indonesia batal berangkat karena masalah visa yang belum jadi.
(BACA: Kesan Pertama Menggunakan Smartphone dengan Dua Kamera Khusus Selfie)
Secara kebetulan, pihak panitia yang terlibat pada acara tersebut kini beberapanya menjadi petinggi di IeSPA. (*)
Tak Kalah Ganteng dari Kiesha Alvaro, Putra Pasha Ungu dan Adelia Wilhelmina Ternyata Cerdas dan Berprestasi