Saat mendekati pelari yang rebahan di tanah, Stranger langsung mengenali ada sesuatu yang salah.
Wajahnya membiru, napas tidak terlihat, dan mulut berbusa.
Ketika Stranger memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan, dia tidak merasakan adanya denyut.
Tanpa ragu-ragu, Stranger lantas melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation).
Ketika kompresi dada tak berhasil menyadarkan pelari yang pingsan itu, ia berteriak ke polisi terdekat minta defibrillator, alat pengejut jantung.
Beruntung, ada tenda medis sekitar 400 meter dari situ.
“Rasanya pujian tak cukup buat tenaga medis dan petugas polisi itu. New York selalu sigap untuk kondisi darurat bagaimana pun juga. Saya bisa mendapatkan defibrillator dalam sekejap,” kata Stranger.
Baca Juga : Tersembunyi Selama 40 Ribu Tahun, Daratan ini Terungkap Saat Es di Arktika Mencair
Dalam persoalan jantung, waktu sangat berarti. Strange melanjutkan melakukan CPR.
Tapi ia kemudian mengalami kram hebat sehingga petugas polisi mengambil alih tindakan itu.
Mereka kemudian memasang defibrillator dan mengirimkan kejutan seperti yang disarankan mesin.
Namun, wanita itu masih tak memberi respon. Ketika mereka memberikan kejutan lagi, wanita itu masih saja diam.
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |