Laporan Wartawan Grid.ID, Asri Sulistyowati
Grid.ID - Viral video seorang siswa SMP PGRI Wringinanom tengah merokok di dalam kelas lalu mengejek dan menantang sang guru yang mencoba mengingatkannya.
Siswa tersebut berinisial AA siswa kelas IX SMP PGRI Wringinanom, dan sang guru, Nur Khalim, sehari-hari biasa mengajar pelajaran IPS.
Terdapat sisi inspiratif dari sang guru yang hanya berstatus segarai tenaga guru honorer.
Baca Juga : Respon Nur Khalim, Guru Viral yang Ditantang Siswanya Berduel
Dilansir Grid.ID dari kompas.com, Nur Khalim mengaku hanya digaji sebesar Rp 450 ribu.
Dibalik gaji minim yang diterimanya, Nur Khalim mengaku memiliki tantangan yang besar.
Salah satu tantangan bagi dirinya ialah menjadi guru profesional, meski selama lima tahun menjadi staf pengajar di SMP PGRI Wringinanom, dia masih saja berstatus sebagai tenaga honorer.
"Disyukuri dan dijalani saja, meski hingga saat ini saya masih tenaga honorer yang gajinya itu hanya Rp 450.000 per bulan. Kalau ngomong enggak cukup ya pastinya enggak cukup, tapi mau bagaimana lagi. Sebagai guru, kami tidak hanya mengejar duniawi tapi bagaimana pengabdian yang kami berikan," ujarnya.
Baca Juga : Jadi Salah Satu Artis Terkaya di Indonesia, Nagita Slavina Pakai Gelang Ratusan Juta Rupiah !
Walaupun hanya berstatus guru honorer dan digaji Rp 450 ribu, Nur Khalim memiliki jiwa yang besar sebagai tenaga pendidik.
Dengan apapun masalah yang terjadi, dia mengaku siap bertanggung jawab memberikan arahan dan bimbingan untuk para siswanya, termasuk siswa AA.
Nur Khalim menuturkan telah memaafkan sang siswa walaupun dirinya sebagai seorang manusia biasa sempat dilanda rasa marah dan emosi saat mendapat perlakuan seperti itu dari siswa didiknya.
"Sebenarnya saat itu mau pukul saja, baik pikiran, hati, ingin balas. Tapi saya belajar, (kalau) pukul masuk pelanggaran HAM (hak asasi manusia). Makanya, saya coba tahan amarah, bahwa tujuan saya mengajar adalah mewujudkan cita-cita bangsa ingin mewujudkan generasi emas Indonesia, untuk bisa bersaing di Asia Tenggara," ujar Nur Khalim.
Baca Juga : Punya Koleksi Baju Berlimpah Zaskia Sungkar Punya Trik Agar Lemari Tetap Rapi, Bisa Kamu Tiru Nih!
Dia pun mengimbau para tenaga pendidik untuk sabar dan tidak cepat terbakar emosi dalam mendidik para siswa yang memang berasal dari beragam kalangan.
Caranya, dengan lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan sebelum menjatuhkan hukuman kepada siswa yang dianggap bersalah.
"Saya berharap kepada semua guru-guru supaya kenakalan anak jangan sampai dibalas dengan kekerasan juga. Jadilah guru yang profesional. Mungkin dengan kejadian ini, Allah menciptakan saya sebagai guru profesional. Bagaimana mengurus murid dari berbagai kalangan," kata Nur Khalim.
Lebih lanjut, Nur Khalim meminta guru yang menghadapi kasus serupa untuk melakukan pendekatan yang baik dan melakukan komunikasi dengan orang tua anak yang bersangkutan.
"Jadi kepada semua guru, jika menemui kejadian seperti ini, lebih baik ditangani dengan halus dulu. Coba dengan pendekatan dan komunikasi dengan orang tua dan kalau orang tua tidak ada respons, maka baru dilarikan kepada pihak berwajib. Jangan patah semangat, semua pasti ada hikmahnya," ungkapnya.
Baca Juga : 5 Skandal Kisah Cinta Selebriti Tanah Air ini Masih Diperbincangkan di Tahun 2019
Nur Khalim dan AA berdamai setelah jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Wringinanom menginisiasi adanya pertemuan mediasi.
Mediasi ini disaksikan pihak sekolah, Dinas Pendidikan Gresik, Yayasan PGRI Gresik, perwakilan dari Kementerian Sosial, dan perwakilan dari Unit Pelaksana Terpadu Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jawa Timur.
Kapolsek Wringinanom AKP Supiyan mengatakan, mediasi dilakukan setelah pihak sekolah meminta kepada pihak kepolisian untuk menggelarnya.
Baca Juga : Anniversary ke-38 Tanpa Sosok Istri, Indro Warkop: Semoga Kita Berdua Segera Dipertemukan di Surga!
Ada dua pertimbangan mediasi digelar dan akhirnya sang guru dan siswa AA bersedia berdamai.
"Saat kami tanyakan kenapa minta mediasi, mereka mengatakan bila si guru (Nur Khalim) memiliki jiwa yang besar sebagai tenaga pendidik. Dengan apa pun masalah yang terjadi (dialami) pada siswa dia mengaku siap bertanggung jawab," ujarnya.
Alasan kedua, Nur Khalim merasa kasihan karena AA yang saat ini duduk di kelas IX SMP PGRI Wringinanom sebentar lagi akan mengikuti ujian nasional.
"Saya ingin membuat pintar anak-anak didik saya karena sebentar lagi ujian nasional," ujarnya.
(*)
Penulis | : | Asri sulistyowati |
Editor | : | Nurul Nareswari |