Awalnya, dia mengajukan diri agar bisa menikah dengan anggota ISIS yang bisa berbahasa Inggris, dan berusia antara 20-25 tahun.
Sepuluh hari kemudian, dia menikah dengan anggota asal Arnhem, Belanda, bernama Yago Riedijk.
Sementara teman-temannya menikahi anggota asal Australia hingga Bosnia. Shamima mengungkapkan, dia sudah melahirkan dua anak.
Baca Juga : Mengenal 3 Jenis Kanker Darah yang Tengah di Derita Ani Yudhoyono
Namun, mereka tewas ketika usianya baru menginjak delapan serta 21 bulan.
Kehilangan dua orang anak membuatnya sangat terguncang.
"Saya sangat terkejut dan pada akhirnya, saya tidak bisa menerimanya," ujarnya.
Dia juga kehilangan sahabatnya Kadiza yang diyakini terbunuh di Raqqa pada Mei 2016 meski hingga saat ini laporan tersebut belum terkonfirmasi.
Shamima menuturkan, rumah Kadiza terkena bom yang meluluhlantakan hingga ruangan bawah tanah yang dipakai sebagai tempat bersembunyi.
"Awalnya saya sempat tak percaya. Saya berpikir jika kami mati, kami mati bersama. Namun, kini saya memikirkan bayi saya," terangnya.
Baca Juga : Fenomena Langka, Hujan Ikan Mata Buta di Tanah Honduras Setiap Tahun
Kini, Shamima telah berusia 19 tahun dan mengandung anak ketiga.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |