"Ada banyak debu batu bara di udara sepanjang waktu. Saat salju sungguhan turun, itu (salju putih) tak akan bisa dilihat dengan mudah," imbuhnya.
Live Science melaporkan pada Jumat (15/2/2019), Kuzbass (kependekan dari Kuznetsk Basin) adalah salah satu tambang batu bara terbesar di dunia yang luasnya mencapai 26.000 kilometer persegi.
Tahun 2015 Ecodefense melaporkan bahwa warga Kuzbass memiliki harapan hidup 3 sampai 4 tahun lebih pendek dibanding rata-rata orang Rusia.
Baca Juga : Ani Yudhoyono Optimis Bisa Melawan Kanker Darah
Selain harapan hidup pendek, mereka juga memiliki risiko dua kali lebih besar tertular tuberkulosis dan gangguan mental di amsa kecil.
Salju hitam sering muncul di musim dingin di wilayah tersebut dan upaya mitigasi masih sangat minim.
Misalnya pada Desember 2018 pemerintah daerah dituduh berusaha menyembunyikan benda hitam beracun itu dengan cara mengecatnya menjadi warna putih.
Siberia tergolong negara yang pernah mengalami beberapa fenomena lingkungan aneh.
Baca Juga : Orang yang Pernah Selingkuh Dipastikan Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu, Ini Penjelasannya!
Pada Juli 2018, kota penuh pabrik di Siberia dibasahi "hujan darah" ketika limbah industri terperangkap dalam badai.
Belakangan, dinding debu misterius menutupi sinar matahari selama 3 jam di Yakutia dan menjadikan kota itu sebagai yang terdingin di dunia.
Menurut Guardian, beberapa ahli Inggris telah mengusulkan untuk memboikot batu bara Kuzbass hingga kawasan tersebut memberlakukan aturan perlindungan lingkungan yang lebih kuat.
Namun faktanya, belum ada cara untuk membuat pabrik batu bara ramah lingkungan.
Sekalipun hujan hitam tidak terjadi di negara kita, ingat karbon dioksida yang dilepaskan oleh pembangkit batu bara menjadi penyebab utama perubahan iklim.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fenomena Beracun, "Salju Hitam" Turun di Langit Siberia
Source | : | Live Science |
Penulis | : | None |
Editor | : | Dianita Anggraeni |