Baca Juga : Kisah Nur, WNI yang Pergi dari Indonesia dan 2 Tahun Tinggal di Ibu Kota Isis: Semua Penuh Kebohongan!
Kondisi ini membuat negara yang terletak di Amerika Tengah itu mengalami krisis pangan yang secara fisik mengubah orang Kuba untuk selamanya.
Nah, di waktu yang sama, wabah AIDS semakin memburuk.
Negara-negara di seluruh dunia pun segera mengendalikan penyebaran virus ini.
Yang paling kontroversial adalah yang dilakukan Kuba.
Orang-orang dewasa di negara itu yang terjangkit HIV dimasukkan ke sanatorium untuk dikarantina.
Nah, dalam kondisi inilah para Frikis melihat ada kesempatan untuk melarikan diri dari masyarakat yang diskriminatif, yang berusaha merampas kebebasan mereka.
Baca Juga : 41 Tahun Hidup di Hutan Liar, Makanan Utama Ayah dan Anak ini Bikin Miris
“Ia tahu, dengan menginfesi diri, ia akan dikirim ke sanitarium,”ujar Niurka Fuentes, bercerita tentang suaminya, seorang Frikis bernama Papo La Bala alias Papo si Peluru, kepada Vice.
“Ia tahu akan bertemu orang seperti dirinya di sana, polisi akan meninggalkannya, dan ia bisa menjalani hidupnya dengan damai.”
Menurut laporan Ranker.com, Papo menginfeksi dirinya dengan HIV menggunakan darah yang diperolehnya di sebuah konser.
Ia mengklaim, dirinya melakukan itu karena pemerintah Kuba tidak akan membiarkannya menjalani hidup dengan caranya, cara punk-nya.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |