Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Grid.ID - Telah terjadi longsor di area pertambangan emas tanpa izin yang terletak di kecamatan Lolayan, kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Dikutip dari Kompas.com. longsornya tambang ilegal tersebut terjadi pada Selasa (26/2/2019) malam.
Saat insiden tersebut terjadi diketahui ada 60 hingga 80 penambang yang sedang bekerja di tambang saat itu.
Menanggapi insiden tersebut, aparat gabungan langsung melakukan proses evakuasi dan bekerja penuh selama 24 jam.
Dikutip dari Kompas.com, tercatat sebanyak 23 penambang yang sempat tertimbun berhasil dievakuasi.
Dari jumlah awal tersebut, empat diantaranya meninggal dunia.
Baca Juga : Viral! Video Detik-detik Hujan Lokal 'Aneh' di Binjai, Sumatera Utara, Berikut Tanggapan BMKG
Salah satu penambang yang berhasil diselamatkan kemudian menceritakan kronologi longsornya tambang tersebut.
Deni Mamoto (38), salah satu korban selamat yang sudah mendapatkan perawatan menceritakan kronologinya.
Dikutip dari Tribun Manado, Deni menjelaskan detik-detik longsornya tambang tersebut.
Pada Selasa malam sekitar pukul 19.00 waktu setempat, Deni bersama lima rekannya masuk ke lubang hingga 10 meter.
Dirinya menjelaskan kalau awalnya biasa saja dan nampak ratusan orang sedang memukul bebatuan mencari emas.
Satu jam kemudian, Deni melihat bebatuan kecil mulai berjatuhan.
Deni kemudian mendengar bunyi seperti hembusan angin.
Secara tiba-tiba, seluruh dindingnya saat itu ambruk.
Deni mengatakan seluruh penambang dan rekannya tertimbun tanah.
"Kaki saya terjepit batu dan mayat penambang lain," kata Deni.
Deni yang terjebak hanya bisa berdoa dan kepada Tuhan agar dirinya selamat.
Saat itu Deni terjebak di sebuah titik yang berukuran sekitar 3 meter x 3 meter.
Baca Juga : Kisah Deni Keluar dari Tumpukan Tanah dan Mayat, Korban Selamat Longsor Tambang Emas di Bolaang Mongondow
"Awalnya kami lima orang, tiga sudah tidak tahu dimana," tambah Deni.
"Ada dua penambang lain yang membantu kami keluar," jelasnya.
Deni terjebak dalam reruntuhan tersebut selama satu jam.
Baca Juga : Curah Hujan Tinggi Sebabkan Longsor di Ciomas Bogor, Empat Orang Dinyatakan Meninggal Dunia
Deni kemudian berusaha memukul batu dan menggeser mayat yang menjepit kakinya.
Setelah berhasil terlepas dari jepitan bebatuan dan mayat, Deni akhirnya bisa menghirup udara segar di luar tambang.
Saat itu Deni mengatakan mendengar teriakan penambang lainnya dari dalam lubang tambang yang longsor.
Baca Juga : Demi Selamatkan Keluarga, Hamzah Tewas Terseret Longsor Sejauh 5 Kilometer di Gowa
Namun apa daya, semuanya sedang berusaha menyelamatkan diri sendiri.
Deni bahkan mengatakan ada penambang yang langsung meninggal ditempat setelah terjepit batu.
Sementara itu penambang lain yang berhasil selamat, Anas Sutyo Nugroho menjelaskan kronologi lain.
Anas menjelaskan pada kepolisian saat dirinya dan rekan-rekannya sedang menambang, ada tiang penyangga yang patah.
Anas dan rekannya diketahui melakukan penggalian di kedalaman 20 meter.
Berdasarkan keterangan, para penambang mengambil material mengandung emas dengan cara tradisional.
Baca Juga : Longsor di Magelang, Jalur Bus Semarang-Cilacap Dialihkan Lewat Yogyakarta
Para penambang di tambang tersebut diketahui masih menggunakan linggis untuk menggali.
Polres Kotamobagu menyebutkan hingga saat ini diperkirakan masih ada puluhan penambang yang terjebak dalam lubang galian.
Pihaknya mengaku belum mengetahui keberadaan para penambang yang masih terjebak tersebut.
Insiden ini kemudian menarik perhatian Bupati dan Wali kota setempat.
Pihak Pemkab Bolmong dan Pemkot Kotamobagu mengatakan pihaknya akan memperhatikan para korban terutama membantu biaya pengobatan.
Data yang didapat menunjukka adanya korban meninggal yang terus bertambah.
Hingga berita ini tayang, diketahui sudah ada delapan orang yang meninggal dunia.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |