Tapi pertama-tama, laki-laki itu harus membelikannya lebih banyak pakaian. Mau tidak mau, ia harus meninggalkannya dalam beberapa hari.
Dan kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Murad untuk melarikan diri. Pertama-tama ia mencoba mendobrak pintu depan, gagal. Ia mencobanya lagi lebih keras, dan akhirnya berhasil.
Entah kenapa, si laki-laki yang hendak membawanya ke Suriah itu membiarkannya tidak terkunci di rumah sendirian.
Baca Juga : Wartawan Perancis Menyusup ke Sarang ISIS, Dia Terkejut Tak Temukan Islam di Sana
Setelah berhasil mendobrak pintu, Murad terus berjalan dan tak mau berhenti. Ia mengenakan pakaian abaya, dengan wajah tertutup laiknya perempuan muslim pada umumnya, dan, bagaimanapun juga, ia tetap sangat ketakutan.
“Jika ada Sunni yang mau menolongku, pastinya adalah Sunni yang miskin,” ia beralasan.
Setelah jauh berjalan, ia melihat sebuah rumah yang bangunannya mirip dengan rumahnya di Kocho. Ia mengetuk pintu rumah itu.
“Aku mohon, bantu aku,” katanya, tidak tahu apakah akan diselamatkan malah justru akan dihancurkan.
Salah seorang laki-laki yang ada di rumah itu kemudian menariknya. “Lebih aman di sini,” kata laki-laki itu.
Baca Juga : Dulu Jadi Negara Ratu kecantikan,Kini Venezuela Dilanda Krisis Moneter
Keluarga tersebut, yang membenci ISIS, membiarkannya tinggal bersama mereka selama beberapa hari sembari menyiapkan sebuah rencana: salah satu anak laki-laki di rumah, Nasser namanya, akan mengantarnya keluar dari wilayah ISIS.
Jika ada yang bertanya, ia akan berpura-pura menjadi suaminya. Dan rencana itu berhasil dengan sangat baik.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |