Sebanyak 71 persen profesional akan mengabaikan kandidat yang memiliki foto yang mengarah ke hal seronok.
(BACA: VIDEO: Seperti ini Pendapat Yuki Kato Tentang Indonesia Menari 2017)
Kemudian sebanyak 69 persen profesional mengabaikan kandidat yang mengunggah komentar negatif tentang pekerjaan.
Di samping itu, 60 persen profesional tidak akan menerima kandidat yang menampilkan foto sedang berpesta atau menenggak minuman alkohol pada akun media sosial.
Hanya 30 persen profesional yang akan mengeliminasi kandidat apabila mereka melihat opini kontroversial terkait isu sosial dan politik.
Meskipun demikian, pihak perusahaan akan senang apabila kandidat memiliki situs personal, seperti misalnya blog.
(BACA: Sudah Tahu Ciri-ciri Rambut Sehat yang Benar? Ini Kata dr. Sari Chairunnisa, SpKK)
Pasalnya, keberadaan situs personal ini akan menciptakan kesan bahwa kandidat tersebut memiliki sifat positif dan profesional.
"Memiliki situs profesional adalah cara terbaik untuk menyajikan pengetahuan dan minat Anda.
Selain itu, CV Anda pun menjadi dapat diakses secara online.
Perekrut ingin situs personal membantu mereka mendefinisikan kandidat yang mereka cari dengan lebih baik," terang Djukanovic. (*)
(Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Ternyata, Perilaku di Media Sosial Tentukan Kesuksesan Wawancara Kerja
Nyesek, Anjing Bernama Pudding Setia Tunggu 9 Majikan yang Jadi Korban Tewas Pesawat Jeju Air, Begini Akhirnya
Penulis | : | Jeanne Pita |
Editor | : | Jeanne Pita |