Sejak kecil, antara usia 7 hingga 9 tahun, Suku Zoe memasangkan Poturu kepada anak-anaknya.
Bahkan Poturu juga akan diganti dengan Poturu yang lebih besar, seiring dengan pertambahan usia mereka.
Tidak berhenti sampai di situ, mereka bahkan mengenakan Poturu hingga embusan nafas terakhir.
Suku Zoe dalam kehidupan sosialnya tidak mengenal adanya pemimpin.
Mereka lebih senang mendengarkan nasihat dari para sesepuh. Sebuah keputusan pun diambil secara bersama-sama.
Walau hidup di hutan belantara Amazon yang gelap dan kejam, tetapi mereka bisa tetap hidup secara bersama-sama dan berdampingan.
Tidak ada kemarahan bahkan perselisihan. Hukumannya berat bila mereka terlibat perselisihan. Mereka harus pergi meninggalkan keluarga dan desa tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di National Geographic dengan judul, “Suku Zoe, Suku Pedalaman Paling Bahagia Terisolasi dari Dunia Luar”
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |