"Indikasinya sudah berubah, intinya semua harus waspada. Termasuk dalam kata siaga. Memang sudah siaga, namun untuk kategori kasus luar biasa (KLB) belum," kata Tantin.
Ada prosedurnya jika wabah dicanangkan KLB, satu di antaranya ada peningkatan kasus dua kali lipat dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Dokter Hittoh, anak penderita DBD pasti mengalami gejala demam.
Namun tidak hanya demam, ada beberapa gejala lain yang harus diperhatikan.
Baca Juga : 7 Desa Tersembunyi Paling Unik di Dunia, Terletak di Kawah Gunung Merapi hingga Tengah Gurun Pasir!
Dan untuk memastikan apakah anak terjangkit DBD, sebaiknya dilakukan tes darah.
Menurutnya ada beberapa fase yang harus diperhatikan, yaitu fase saat pasien kritis.
Biasanya, fase kritis ini pasien yang awalnya demam, akan turun secara perlahan.
Saat panas turun, biasanya pasien justru tambah lemas.
Baca Juga : Cek Telapak Tangan Kirimu, Bila Ada Garis Berbentuk 'V' Tandanya Kamu Orang yang Beruntung!
Pada fase ini, pasien mengalami panas selama tiga hari, dan pada hari ke tujuh fase penyembuhan.
"Fase kritis itu biasanya suhu tubuh mulai turun, ini harus lebih waspada saat panas turun, khususnya pada anak-anak yang demamnya turun, namun anaknya tambah lemas, tidak mau makan dan minum. Berbeda dengan anak sehat jika panas turun, mereka (anak) kembali bermain dan berlari-lari," ujarnya.
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |