Grid.ID - Kebanyakan dari kita pasti menyukai makanan dengan cita rasa manis, seperti cake, permen, es krim, dan sebagainya.
Namun ternyata, mengonsumsi gula terlalu banyak akan membawa dampak yang buruk pada tubuh.
Seperti karies gigi, obesitas, dan sebagainya.
(BACA : Nikmatnya Nonton Film dan Main Game di Layar FullView™ Vivo V7 )
Sebagai tambahan, panduan Organisasi Kesehatan Dunia 2015 (WHO) merekomendasikan agar orang dewasa dan anak-anak membatasi asupan gula mereka setiap hari, hingga kurang dari 10 persen dari total kalori, untuk menurunkan risiko kelebihan berat badan atau obesitas serta memiliki kerusakan gigi.
Penurunan lebih lanjut di bawah 5 persen atau sekitar 6 sendok teh per hari memberikan manfaat kesehatan tambahan.
Karena mengonsumsi gula membuat ketagihan, maka sangat mudah untuk makan lebih dari yang kita butuhkan.
Oleh karena itu, kenali tanda berikut, yang merupakan gejala bahwa kamu mengonsumsi terlalu banyak gula.
1. Bertambah berat badan
Makan terlalu banyak gula menyebabkan kenaikan berat badan dan peningkatan risiko obesitas.
Kalori yang kosong dalam gula menghambat sel dari pembakaran lemak.
Juga, ini menyebabkan tingkat insulin tinggi di tubuh dan mengacaukan metabolisme.
Pada saat bersamaan, gula menyebabkan produksi lipoprotein lipase, enzim yang mendorong tubuh untuk menyimpan makanan di sel lemak.
Sebuah studi tahun 2006 yang dipublikasikan di International Journal of Obesity menemukan bahwa asupan minuman manis yang teratur meningkatkan risiko obesitas.
2. Diabetes tipe 2
Mengonsumsi terlalu banyak gula atau makanan bergula merupakan salah satu alasan utama untuk mengembangkan diabetes tipe 2.
Kelebihan gula menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan insulin dalam darah, dua faktor utama dalam mengembangkan diabetes.
Plus, mengonsumsi lebih banyak gula menyebabkan penumpukan timbunan lemak di sekitar hati.
Semakin lama, hal ini akan mempengaruhi fungsi pankreas, yang pada gilirannya menyebabkan resistensi insulin.
Sebuah studi tahun 2005 yang dipublikasikan di Nutrition & Metabolism melaporkan, bahwa peningkatan konsumsi fruktosa dapat menjadi kontributor penting epidemi obesitas dan diabetes yang resistan terhadap insulin pada anak-anak dan orang dewasa.
(BACA : Bertolak ke Korea Selatan, Begini Deretan Penampilan Paras Ayu Natasha Rizky, Manis Banget! )
3. Kesehatan gigi memburuk
Gula sama sekali tidak baik untuk kesehatan mulutmu.
Hal ini disebabkan, karena gula merupakan penyebab di balik penyakit gusi dan gigi berlubang.
Bakteri tumbuh secara alami di mulut, dan ketika kamu mengonsumsi makanan bergula, kamu memberi kesempatan bakteri untuk berkembang biak, sehingga menyebabkan timbulnya rongga di gigimu.
Sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa gula dan karbohidrat lainnya yang dapat difermentasi, menyebabkan bakteri di dalam mulut menghasilkan asam dan menurunkan tingkat pH, sehingga menyebabkan kerusakan demineralisasi gigi.
4. Mood swing
Jika kamu merasa sedikit terganggu atau merasa frustasi setelah makan sesuatu yang manis, itu artinya akamu terlalu banyak mengonsumsi gula.
Otak agar berfungsi dengan baik, membutuhkan persediaan bahan kimia seperti glukosa dan insulin.
Tetapi ketika otak mendapatkan kelebihan zat kimia tersebut, akan menyebabkan kegelisahan.
Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, melaporkan bahwa diet indeks glisemik tinggi merupakan salah satu faktor risiko depresi pada wanita pascamenopause.
5. Masalah Jantung
Jika kamu menderita masalah jantung, bisa jadi gula dengan kadar tinggi terdapat pada makananmu.
Sebuah penelitian tahun 2008 yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension, melaporkan bahwa diet tinggi gula menyebabkan peningkatan disfungsi jantung dan mortalitas pada tikus hipertensif, dibandingkan dengan diet rendah karbohidrat atau tepung yang tinggi.
6. Memiliki memori atau ingatan yang buruk
Konsentrasi yang buruk dan kehilangan ingatan, juga bisa disebabkan karena konsumsi gula yang tinggi.
Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Physiology melaporkan, bahwa diet tinggi fruktosa mempengaruhi pembelajaran dan memori dengan memperlambat otak.
7. Masalah Kulit
Jerawat, kulit kering, lingkaran hitam di bawah mata dan banyak masalah kulit lainnya dapat terjadi karena kebiasaan mengkonsumsi makanan bergula.
Gula memiliki efek inflamasi pada tubuh, sehingga berkontribusi pada masalah kulit yang membengkak.
8. Sering Sakit
Tanda lain bahwa kamu makan terlalu banyak gula adalah kecenderungan untuk lebih sering sakit.
Asupan gula memiliki dampak negatif pada sistem kekebalan tubuh.
Ini bersaing dengan vitamin C untuk ruang di sel darah putih, sehingga kekebalan tubuh melemah.
Bila sistem kekebalan tubuh lemah, tubuh kurang bisa melawan mikroba berbahaya dan kamu lebih rentan terhadap flu biasa, flu dan infeksi lainnya.
Selain itu, asupan gula dikaitkan dengan kerusakan vaskular karena kadar gula darah tinggi.
Hal ini dapat memiliki efek negatif pada peredaran darah di tubuh dan menghambat penyembuhan luka.
9. Energi rendah
Gula ini penuh dengan kalori kosong yang tidak memberikan nutrisi apapun.
Meski makan makanan bergula memberi kamu dorongan energi yang cepat, kamu akan segera terjatuh dan merasa lelah.
Alasan lain di balik perasaan rendah energi setelah makan gula, adalah hal itu menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Ini berarti tubuh kamu tidak dapat menyimpan dan menyerap glukosa dengan benar, sehingga merampas sel bahan bakar yang mereka butuhkan untuk memberi kamu energi.
Hal ini dapat menyebabkan kelelahan konstan.
Mengkonsumsi banyak gula juga berarti kemungkinan besar tidak cukup makan protein dan serat, yang merupakan nutrisi penting untuk energi yang berkelanjutan.
(BACA : Keren! Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Facebook Messenger Bisa Lakukan Hal Ini loh )
Diet seimbang dan bergizi diperlukan untuk mencegah roller coaster energi tinggi menurun ke perasaan rendah yang lesu. (*)
Nyes Banget, Krisdayanti Sampai Berkaca-kaca Diperlihatkan Foto Masa Lalunya Ini dengan Aurel: Harus Izin ke Ayahnya, Sedih...
Source | : | top10homeremedies.com |
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |