twitter.com @Sutopo Purwo Nugroho
Pilu! Sudah Dihujani Tembakan dengan 74 Peluru, Induk Orangutan Sumatera Ditinggal Mati Anaknya
Peluru tersebut tersebar pada tangan kanan, kaki kanan, serta punggung.
twitter.com @Sutopo Purwo Nugroho
Bayi orangutan yang meninggal karena alami kekurangan gizi yang sangat parah dan shock berat
Bahkan di matanya pun terdapat 6 butir peluru.
Baca Juga : Curhat Luna Maya Soal Foto Bareng Orangutan yang Dikecam, Ini Penjelasannya
Mirisnya lagi, orangutan ini terpaksa harus kehilangan anaknya, yang mana selalu ia lindungi dengan nyawanya.
Dikutip dari wartakotalive.com diungkapkan bahwa bayi orangutan itu tewas selama perjalanan ke Pusat Karantina Orangutan di Sumatera.
Bayi orangutan tewas ini karena mengalami kekurangan nutrisi yang parah dan shock berat atas apa yang terjadi pada ia dan ibunya.
Baca Juga : Curhat Luna Maya Soal Foto Bareng Orangutan yang Dikecam, Ini Penjelasannya
Meski berhasil diselamatkan, kondisi induk orangutan tersebut masih belum stabil.
Ia ditempatkan di kandang treatment untuk mendapatkan perawatan intensive 24 jam.
View this post on Instagram
Kritis, Orangutan Sumatera Ditembak 74 Peluru di Aceh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melakukan evakuasi orangutan sumatera (Pongo abelii) di kebun warga tepatnya di Desa Bunga Tanjung Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam setelah mendapat laporan dari masyarakat, Sabtu (9/3). Tim BKSDA Aceh bersama dengan personel WCS-IP dan HOCRU-OIC turun ke lokasi dan berhasil mengevakuasi dua individu orangutan terdiri dari anak dan induknya, Minggu (10/3). Dari pemeriksaan awal di lapangan, diketahui bahwa induk orangutan dalam kondisi terluka parah karena benda tajam pada tangan kanan, kaki kanan serta punggung. Selain itu didapati juga kedua mata induk orangutan terluka parah karena tembakan senapan angin. Sedangkan bayi orangutan yang berumur 1 bulan, dalam kondisi kekurangan nutrisi parah dan shock berat. Tim kemudian bergegas membawa kedua orangutan tersebut ke Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara, yang dikelola Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) melalui Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP), untuk dilakukan perawatan intensif. Namun dalam perjalanan anak orangutan mati diduga karena malnutrisi. Dari hasil pemeriksaan x-ray di Pusat Karantina Orangutan, ditemukan peluru senapan angin sebanyak 74 butir yang tersebar di seluruh badan. Kondisi orangutan masih belum stabil sehingga masih akan berada di kandang treatment untuk mendapatkan perawatan intensive 24 jam. Induk orangutan sumatera berusia sekitar 30 tahun tersebut selanjutnya diberi nama HOPE yang berarti “HARAPAN”, dengan harapan, Hope bisa pulih dan bisa mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik. KLHK mengecam keras tindakan biadab yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menganiaya satwa liar yang dilindungi. BKSDA Aceh telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK, untuk mengusut tuntas kasus kematian bayi orangutan sumatera dan penganiayaan induknya, di Subulussalam ini. KLHK mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra dan masyarakat yang membantu dalam evakuasi orangutan HOPE. . Sumber foto: YEL SOCP, OUC, dan BKSDA Aceh #saveorangutan
A post shared by Kementerian LHK (@kementerianlhk) on
(*)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Venna Melinda Bakal Resmi Berstatus Janda Ferry Irawan, Verrell Bramasta Janjikan Ini untuk sang Bunda