Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta
Grid.ID - Pengumuman hasil ujian memang menjadi saat yang ditunggu-tunggu.
Bagaimana tidak? Bagi beberapa orang itu seakan hidup dan mati baginya.
Itulah yang dirasakan oleh Amir.
Dia dan ibunya pergi ke sekolah untuk mengambil hasil ujian.
Semua berjalan dengan baik dan mereka berhasil mendapat hasil ujian dengan pas-pasan.
Namun saat mereka hendak pergi, ada sesuatu yang menarik hati mereka.
Mereka melihat seorang anak yang terisak-isak dan menahan air matanya.
Matanya merah dan berair saat ia masuk ke ruang kelas yang kosong.
(BACA: Hanya Untuk Mengantar, Honda dan Kabuku Membuat Mobil dari Teknologi Cetak 3 Dimensi)
Dia menarik sebuah kursi dan menunduk serta membungkuk di atas meja sambil menyembunyikan tangisnya.
Dzul berpikir pasti anak itu mendapatkan nilai yang jelek di ujiannya.
Namun Amir langsung menimpali, "Kasihanilah dia, mama. Dia tidak dapat mengambil hasilnya karena dia tidak membayar biaya sekolahnya."
"Ketika saya mendengar ini, saya merasa bingung. Bagaimana mungkin anak itu ditolak haknya karena masalah orang dewasa," kata Dzul dalam hati.
(BACA: Waspada, Lari Marathon Dapat Membahayakan Kesehatan Organ Tubuhmu Ini, loh)
Amir berkata bahwa dia ingin membantu temannya itu tapi tidak tahu harus berbuat apa.
Pada titik ini, Dzul ingin memberi contoh yang baik untuk anaknya.
Jadi dia memutuskan untuk berbicara dengan anak laki-laki itu lebih dulu.
Dia mendekati anak laki-laki itu dan bertanya kepadanya, "Kenapa kamu menangis? Bisa saya bantu? Apakah kamu mendapatkan hasil ujianmu?"
(BACA: JYP Bebaskan Hukuman Penyebar Berita Palsu Tentang Suzy!)
Anak laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya.
Dzul mengajak anak itu untuk mengambil hasilnya namun anak itu menolak.
Dia menjawab besok ibunya akan datang dan mengambilnya.
Dzul mencoba meyakinkannya untuk menemui guru itu, tapi dia hanya mengatakan bahwa dia belum membayar uang sekolahnya.
(BACA: Beranjak Dewasa, Putri Cantik Reza Artamevia Makin Pede Pamer Penampilan Seperti ini)
Tanpa pikir panjang, Dzul menawarkan bantuan untuk membayar biaya itu.
Masalahnya Dzul hanya membawa Rp 33 ribu.
Entah dari mana, Amir muncul dengan membawa uang Rp 600 ribu.
Amir menjelaskan bahwa anak tersebut berutang Rp 800 ribu ke sekolah.
Amir telah menerima sejumlah uang dari guru sainsnya karena telah berhasil dalam ujiannya.
Tapi Dzul tetap saja panik, Rp 800 ribu bukanlah uang yang sedikit.
Akhirnya uang Amir ditambah bantuan dari teman-temannya mampu melunasi pembayaran sekolah anak itu.
Dzul pun tak kuasa menahan air mata karena tersentuh.
(BACA: Hentikan Flu dengan Bahan Satu Ini, Bisa Untuk Bersihkan Paru-paru Juga loh)
Dia puas dengan hasil Amir, tapi dia lebih terkesan dengan tindakan kebaikannya.
Dia berkata, "Saya benar-benar bersyukur bahwa nilai kemanusiaannya lebih tinggi dari nilainya." "Selamati anakku tercinta."
Dzul merenungkan bagaimana dia belajar pelajaran besar hari itu dari anaknya sendiri.
Dia juga menyadari bahwa setiap anak itu luar biasa dengan caranya sendiri.(*)