Grid.ID – Kasus pembunuhan berantai Ryan Jagal Jombang pada 2008 silam sangat terkenal di Indonesia.
Very Idham Henyansyah alias Rian Jombang membunuh dan memutilasi 11 korbannya dan sebagian jasad mereka dikubur dikolam belakang rumahnya.
Sebelum itu publik tanah air sempat dibuat heboh juga pada tahun 1996 ketika Siswanto alias Robot Gedek membunuh dan memutilasi 12 orang anak dibawah umur yang sebelumnya disodomi oleh si Robot Gedek.
Baca Juga : Menguak Misteri Gua Istana Ular di NTT, Bersemayam Ular putih Raksasa Sepanjang 23 Meter di Dalamnya
Sekarang Robot Gedek dan Ryan Jagal Jombang dicap sebagai pembunuh paling kejam di Indonesia.
Namun sebelum 'era' mereka berdua ada satu orang pembunuh berantai yang dinobatkan benar-benar bengis di Indonesia, yakni Ahmad Suradji.
Namanya terdengar asing ditelinga masyarakat Indonesia.
Baca Juga : 6 Zodiak Berikut Terlahir dengan Bakat Bisnis yang Luar Biasa, Calon Orang Sukses!
Ahmad Suradji lahir 10 Januari 1949, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Nama aslinya ialah Nasib dan kerap dipanggil Nasib Kelewang karena sering mencuri Lembu menggunakan Kelewang hingga akhirnya dipenjara.
Ketika bebas dari penjara baru Nasib menyandang nama Ahmad Suradji.
Dirinya kemudian mendapat julukkan baru 'Datuk' setelah ia menikahi tiga wanita kakak beradik kandung dan tinggal serumah dengan mereka hingga dikaruniai sembilan orang anak.
Kegilaannya dimulai pada tahun 1986.
Baca Juga : Sering Dikonsumsi! 7 Makanan ini Justru Bikin Otakmu Jadi 'Lelet'
Suatu malam saat Suradji tidur ia bermimpi didatangi mendiang ayahnya.
Dalam mimpi tersebut ayahnya yang dulu berprofesi sebagai dukun mewariskan sebuah ilmu sakti kepadanya.
Namun ada syarat untuk menguasai ilmu ini.
Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita.
Bukan hanya itu, ia juga harus melakukan ritual meminum air liur korbannya yang hendak ditumbalkan.
Suradji yang sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.
Baca Juga : Polisi Berperut Buncit di Thailand Wajib Masuk Kamp 'Belly Destruction'!
Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang.
Satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.
Cara membunuhnya pun beragam tapi yang pasti ia selalu melakukan ritual menjijikkan sebelum menghabisi nyawa korbannya dengan meminum air liur dan mempreteli harta benda mereka.
Sebelas tahun sudah Suradji melakukan kegilaan biadab itu dan berhasil menyembunyikan segala perbuatannya dari masyarakat maupun pihak berwajib.
Hingga akhirnya tibalah suatu sore di tanggal 27 April 1997.
Baca Juga : 6 Zodiak Berikut Terlahir dengan Bakat Bisnis yang Luar Biasa, Calon Orang Sukses!
Desa Sei Semayang, Deli Serdang tempat Suradji tinggal mendadak gempar ketika ditemukan sosok mayat wanita tanpa busana di kebun tebu.
Warga kemudian berbondong-bondong datang untuk melihat mayat siapakah itu.
Keadaan semakin memanas ketika ada seorang wanita desa bernama Sri Kemala Dewi (21) hilang sejak tiga hari terakhir.
Benar saja, ternyata mayat itu adalah Sri Dewi.
Baca Juga : Terlanjur Kecewa, Baret Merah Kebanggaan Kopassus Ia Lempar Dihadapan Komandannya
Mendapati kasus tersebut, Kepolisian Mapolsek Sunggal segera menerjunkan para aparatnya untuk mengendus apa, siapa dan bagaimana mayat Dewi bisa sampai disitu.
Sebelum menghilang Dewi sempat dikabarkan bertengkar dengan suaminya, Tumin.
Orang tua Dewi dan warga menuding Tumin pelaku pembunuhan istrinya sendiri.
Polisi lantas menahan sementara Tumin untuk dimintai keterangan.
Polisi tidak serta merta langsung menetapkan Tumin sebagai tersangak dan masih melakukan penyelidikan karena beberapa tahun sebelumnya pernah ditemukan juga mayat wanita di ladang tebu.
Baca Juga : Satu Keluarga di Bantai Oleh Anggota Sekte, Kata-Kata Terakhir Sang Istri Bikin Merinding
Kasus sempat dihentikan karena tidak adanya bukti kuat.
Akan tetapi secercah titik terang datang ketika seorang warga desa bernama Andreas berujar dirinya mengantarkan Dewi ke rumah dukun Ahmad Suradji untuk berkonsultasi dihari menghilangnya wanita itu.
Polisi kemudian menindaklanjuti laporan itu dan mendatangi rumah Suradji untuk menanyainya perihal Dewi.
Suradji mengakui bahwa Dewi memang datang ke rumahnya untuk berkonsultasi dan selepas maghrib wanita itu pulang ke rumahnya.
Tak cukup bukti untuk menangkap Suradji, kasus dihentikan.
Baca Juga : Pernah Mendengar Ayam Berkokok Malam Hari, Bukan Mitos Rupanya Pertanda Akan Hal ini Esok Harinya
Polisi tak menyerah, satu persatu laporan orang hilang mereka dalami beberapa tahun terakhir.
Nyatanya banyak orang dilaporkan hilang yang kebanyakan pasien Suradji.
Tak tunggu waktu lama polisi langsung menggerebek dan menggeldah rumah Suradji.
Disana mereka menemukan pakaian dan perhiasan wanita yang salah satunya milik Dewi.
Suradji dan ketiga istrinya kemudian dibekuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga : Foto Bareng Chris Evans Pemeran Captain America, Luna Maya Pakai Tas Mewah Branded Harga Ratusan Juta
Lewat proses interogasi panjang, Suradji mengaku dirinya memang membunuh Dewi, didesak lagi oleh polisi ia mengakui sudah membunuh 16 wanita, didesak lagi Suradji berujar dia sudah menghabisi nyawa 42 orang wanita!
Dalam aksi koboinya membunuhi para wanita itu, Suradji dibantu oleh salah satu istrinya yang bernama Tumini.
Dalam pengadilan, Suradji dijatuhi vonis hukuman mati dan Tumini divonis penjara seumur hidup.
Baca Juga : Lihat Gaya Syahrini VS Luna Maya yang Sama-sama Liburan Ke Swiss
10 Juli 2008 pukul 22.00, eksekusi mati dilakukan oleh pihak berwenang.
Tiga buah peluru dilesakkan ke dada Suradji, mengakhiri riwayat pembunuh paling bengis di Indonesia itu.
(Seto Aji/Grid.ID)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |