Sebagian pertanyaan ini terjawab ketika pihak concierge melarang kami untuk berjalan kaki keluar hotel.
Baca Juga : Sukses Merebut Hati dan Jadi Istri Reino Barack, Ini Sederet Kemewahan Syahrini Saat Bulan Madu ke Swiss
Kami hanya boleh bepergian dengan mobil atau taksi resmi yang dipanggil oleh hotel. Ketika sempat berkelana ke pusat kota alias CBD Port Moresby, suasana terlihat biasa-biasa saja.
Namun hampir setiap bangunan, baik hotel dan perkantoran, selalu dijaga ketat dan dikelilingi tembok tinggi dengan kawat berduri dan kamera CCTV.
Baca Juga : Jadi Tempat Langganan Eksekusi Mati Napi Kelas Wahid, Begini Ngerinya Bukit Nirbaya di Pulau Nusakambangan
Di jalan-jalan, memang tampak People Mover Vehicle (PMV) atau angkutan umum, namun yang berkeliaran di jalan dengan bebas umumnya hanya mereka yang ras Melanesia.
Baca Juga : Beda Gaya Nagita Slavina Vs Ayu Ting Ting Saat Sama-Sama Hadir di Acara Baby Shower Sarwendah
Meski PNG merupakan negara multietnis dan multiras serta banyak pekerja asing, orang-orang ini kebanyakan bepergian dengan kendaraan pribadi.
Kawasan-kawasan tertentu juga dihindari pada malam hari.“Port Moresby is one of the most dangerous capital city in the world,” demikian komentar resepsionis hotel berwajah Asia Tenggara.
Gadis manis ini ternyata berasal dari Filipina. “I am not familiar with the city because I am not from here,” terang dia, ketika saya minta saran tentang tempat-tempat yang wajib dikunjungi.
Baca Juga : Manfaatkan 5 Benda yang Ada di Rumah, Bisa Tingkatkan Gairah Bercinta dengan Suami
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |