Grid.ID - Walaupun bukan penyakit dengan angka kematian tertinggi, kanker menjadi salah satu penyakit yang cukup booming di tahun 2017.
Di bulan Juni, dua orang public figure Indonesia meninggal dunia karena mengidap penyakit ini.
Mereka adalah Julia Perez dan Yana Zein.
Yana Zein, divonis mengidap kanker payudara stadium 3 tahun 2016.
Beberapa saat sebelum meninggal pada 1 Juni 2017, kanker yang diderita oleh artis lawas ini naik menjadi stadium 4 dan dia juga diketahui mengidap kanker kelenjar getah bening.
Selang beberapa hari penyanyi dangdut Julia Perez pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Penyanyi yang dikenal lewat lagu Belah Duren ini meninggal pada 10 Juni 2016 akibat kanker serviks stadium 4 yang dideritanya.
Setelah kedua kejadian tersebut, kanker tiba-tiba menjadi sorotan di tahun ini, meski dari dulu juga sudah menjadi masalah kesehatan yang genting.
Menurut data Riset Kesehatan Dasa (Riskesdas), kasus kanker di Indonesia terjadi pada lebih kurang 330.000 jiwa.
Dari seluruh jenis kanker yang ada, kanker payudara dan kanker serviks adalah dua jenis kanker yang banyak mengancam wanita. Kasus terbesarnya, kanker serviks.
Menurut dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG., seorang ginekolog Dari RSIA Bunda Jakarta, tingginya kasus kanker serviks di Indonesia tidak lepas dari pengetahuan seseorang mengenai kesehatan organ reproduksi dan gaya hidup orang Indonesia itu sendiri.
“Penularan kanker serviks banyak terjadi pada usia muda, karena pasangan muda saat ini tidak mendapatkan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi yang berkualitas. Seringkali di sekolah-sekolah, pendidikan seks dan kesehatan reproduksi hanya dilakukan oleh guru saja. Padahal seharusnya, pendidikan seksualitas pada anak dan remaja harus dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan yang paham akan fungsi organ reproduksi,” katanya.
Untuk mencegah bertambahnya jumlah kasus kanker serviks di Indonesia pemerintah sudah melakukan beberapa hal.
Seperti pemberian imunisasi HPV melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), melatih 3.700 Puskesmas di seluruh Indonesia untuk pelayanan deteksi dini penyakit kanker serviks, dan memberikan subsidi untuk biaya promotif dan preventif deteksi dini kanker kanker serviks di Puskesmas yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Selain program-program pemerintah tersebut, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang vaksin juga harus dikembangkan, mengingat banyak berita bohong di media sosial tentang efek dari vaksin HPV sehingga kesadaran menggunakan vaksin seringkali diabaikan dan kebijakkan vaksinasi oleh pemerintah tidak dijalankan.
“Akan tetapi untuk saat ini, seiring dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia, kesadaran untuk vaksinasi semakin meningkat. Kasus meninggalnya Jupe akibat kanker mulut rahim juga semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin kanker mulut rahim, tidak saja pada wanita melainkan pada pria juga,” kata dr. Ivander. (NOVA.id/Melissa Tuanakotta)
Artikel ini sudah tayang di Nova.id dengan judul Prediksi 2018: Benarkah Kanker Serviks akan Menghilang di Tahun 2018? Ini Penjelasan Dokter
(Baca: Nikita Mirzani Tangkis Kanker Serviks Pake Beginian!)
Amanda Manopo Kenakan Pakaian Hanya Sekali Pakai, Sang Artis Bongkar Nasib Baju-baju yang Sudah Pernah Dipakai