Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Kalau kamu masih inget pelajaran di sekolah, Big Bang adalah teori yang ngejelasin asal-usul alam semesta.
Hampir sebagian besar penduduk Bumi dapet pengetahuan umum bahwa penciptaan alam semesta itu dari ledakan besar.
Tapi, siapa sih yang peduli sama itu semua?
Toh kini kita mending nikmatin hidup, jalan-jalan, nyicipi cita rasa jajanan, lalu unggah ke sosmed.
Seru banget kan?
Ngapaian mikirin asal mula alam semesta, buang-buang waktu, buat capek, bahkan bikin pusing.
Namun, seseorang asal Brazil punya pandangan yang berkebalikan.
Juliano Cesar Silva Neves, fisikawan, berhasil nemuin teori baru.
(Baca juga: Ibu ini Ikhlas Tubuhnya Tertular HIV, Penyebabnya Bikin Nangis)
Teori yang ditemuinnya nyoba nantang teori Big Bang yang udah mapan.
Kelewat kurang kerjaan banget ya nantang yang udah mapan.
Tapi sebenernya, dalam kisah sejarah yang membentang, para cendikiawan ini ya emang orang-orang kurang kerjaan.
Namun mereka ini produktif bagi peradaban manusia.
(Baca juga: Batu Empedu Babi Bikin Orang Desa Jadi Miliarder Baru)
Bahu-membahu, bikin hidup lebih mudah, memajuin peradaban umat manusia.
Nah, si fisikawan asal Brazil punya usul buat ngatasin masalah yang disajiin sama teori Big Bang.
Big Bang bisa disebut juga ledakan dahsyat atau dentuman besar.
Ini merupakan teori yang ngejelasin peristiwa awal pembentukan alam semesta.
(Baca juga: Heboh! di Gunungkidul Muncul Danau, Kemunculannya Masih Misterius)
Argumen utamanya, alam semesta awalnya dalam keadaan sangat panas dan sungguh padat.
Seiring berjalannya wakut, bentuk alam semesta terus ngembang hingga kamu hidup hari ini.
Dikutip wartawan Grid.ID dari artikel berjudul Five-Year Wilkinson Microwave Anisotropy Probe Observations: Cosmological Interpretation dari The Astrophysical Journal, alam semesta udah dimulai sejak sekitar 13,7 miliar tahun lalu.
Hitungan waktu ini berdasarkan pengukuran terbaik di tahun 2009.
(Baca juga: VIDEO: Lihat nih Aksi Seekor Anak Gajah Saat Selamatkan Manusia yang Tenggelam, Salut deh!)
Ada skenario besar terkait alam semesta menurut teori ini.
Massa alam semesta bakal bergerak semakin besar.
Saat alam semesta udah nyampe ukuran maksimum, bentuknya bakal nyusut jadi semakit padat dan makin panas.
Padat dan panas inilah yang nantinya bakalan ngehasilin ledakan besar.
(Baca juga: Cuma Gara-gara hal Sepele, Seorang Ayah Tendang Punggung Anak Orang Lain!)
Dalam artikel yang berjudul Bounching Cosmology Inspired by Regular Black Hole, diterbitin oleh General Relativity and Gravitation Journal, Fisikawan Brazil nemu gagasan bahwa alam semesta berkembang dan berkotraksi secara berulang.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Sputnik Brazil, Neves bilang gini.
"Salah satu konsekuensi dari kerjaanku munculin pandangan baru bahwa alam semesta bisa aja punya pola siklikal."
"Model kosmologis yang kuusulkan, tentu aja, ngakuin perluasan alam semesta dan juga fenomena lain seperti radiasi kosmik."
(Baca juga: Pria Ini Selalu Meletakkan Batu di Kepala Saat Berjalan Kemanapun, Alasannya Bikin Geleng-geleng Kepala!)
"Bagiku, isu utamanya adalah Big Bang dan keadaan singularitas awal."
Yang dimaksud nih adalah tahap pertama dari eksistensi alam semesta.
Ini sebuah keadaan saat jumlah fisik dan geometris yang digambarin dalam teori relativitas Einstein, nggak punya ketetapan nilai sama sekali.
"Makek bahasa matematikawan, jumlah ini cenderung nggak terhingga."
(Baca juga: Berdedikasi Hingga Akhir, Seorang Guru Mendonasikan Organ Tubuhnya Sesaat Sebelum Meninggal)
"Hal ini bisa dianggap jadi masalah buat teori relativitas."
"Sebagian besar komunitas ilmiah jadinya mikir, di masa depan hal ini mungkin dapat dipecahin sama bantuan teori gravitasi kuantum."
Nggak bakal ada teori yang berlaku umum buat gravitasi kuantum.
Jadi ini bakal ngedamaian antara teori relativitas umum dan mekanika kuantum.
(Baca juga: Astaga, Seorang Pria Tanpa Busana Berniat Loncat dari Atas Gedung! Begini Repotnya Petugas Mencegah Aksi Nekat Itu)
Harapannya, teori ini bakal ngasih gambaran lebih memuasin terkait mikrostruktur ruang waktu di skala Planck, tentang minimum alam semesta, yang mana ngelampauin hukum fisika.
"Tapi, masalah di singularitas awal dapat diatasi tanpa ngegunain teori kuantum, seperti yang ditunjukkin dalam pekerjaanku."
"Di model ini, nggak ada momen dalam fase awal di mana jumlahnya nggak terbatas."
"Sebagai tambahan, fase yang dimaksud belum tentu adalah yang pertama."
(Baca juga: Astaga! Seorang Pemuda Diserang dan Dilecehkan 5 Orang Lelaki Sampai 'Mati Otak' Gara-gara Ogah Lakukan Hal Ini)
"Jadi artinya, aku nolak gagasan ledakan yang udah mapan dan ngusulin sebaliknya."
"Sebuah pantulan atau pantulan-patulan lainnya."
"Jika emang bener demikian, berarti sebelum meluasnya alam semesta ternyata ada fase lain."
Dugaan Neves, alam semesta ngalamin fase kompresi dan perluasan yang berurutan.(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |