Laporan wartawan Grid.ID Ismayuni Kusumawardani
Grid.ID - Kita pernah melihat indahnya desa-desa di dunia.
Terlebih lagi desa-desa di daratan Eropa yang keindahannya bagai negeri dongeng.
Mereka memiliki kanal-kanal sungai yang mengalir berpadu dengan pemandangan alam dan arsitektur khas abad pertengahan.
Jalan bebatuan yang belum diaspal menambah kesan alami yang seperti tidak tersentuh oleh majunya teknologi dan perkembangan zaman.
(BACA: Manjakan Kaki Kamu dengan 5 Tips di Musim Dingin! Batu Juga Menjadi Salah Satu Pilihannya, loh!)
Rasanya desa-desa itu seperti mebawa kita kembali ke zaman abad pertengahan.
Tapi siapa sangka di antara desa-desa terindah di Eropa itu, satu desa di Indonesia menjadi urutan pertama dalam urusan perihal keindahan.
Mungkin kita akan melihat kapel-kapel khas abad petengahan di desa-desa Eropa.
Namun, di satu di antara desa terindah di Indonesia ini kamu akan melihat surau dan masjid yang usia dan arsitekturnya sudah berabad-abad.
(BACA: Setuju Nggak sih Kalau 3 Hal Ini Penyebab Para Istri Gampang Marah dan Ketus saat di Rumah?)
Ya desa itu adalah Pariangan, Nagari Pariangan.
Nagari Pariangan ini terletak di kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat.
Terletak di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut, menurut Tambo Minangkabau, Pariangan merupakan Nagari (desa) tertua di ranah Minang.
Tambo Minangkabau merupakan karya sastra sejarah yang merekam kisah-kisah legenda-legenda yang berkaitan dengan asal usul suku bangsa, negeri dan tradisi dan alam Minangkabau.
Dinobatkan menjadi desa terindah di dunia oleh situs Budget Travel, Pariangan menempati urutan teratas.
Desa ini juga disandingkan dengan empat desa terindah di dunia lainnya.
Di antaranya adalah Desa, Wengen, Swiss, Desa Eze, Perancis, Desa Niagara on the Lake, Kanada dan Desa Cesky Krumlov, Republik Ceko.
Uniknya Pariangan menjadi satu-satunya desa dari benua Asia.
(BACA: Berperan Jadi Dewi Air yang Perfeksionis, Krystal Malah Bilang Menyenangkan, Kok Bisa?)
Nagari Pariangan sampai saat ini masih bahkan terbaik dalam menjaga arsitektur rumah adat tradisonal atau Rumah Gadang.
Di sana kita masih menjumpai banyak surau yang masih menjadi tempat tinggal komunal untuk pria yang belum menikah.
Di tengah nagari atau desa ini masih berdiri sebuah masjid tradisional yang cukup besar.
Diperkirakan masjid ini sudah ada di awal abad sembilan belas.
Selain itu, masjid tersebut memiliki tempat mandi umum berair panas dan masih digunakan sampai sekarang.
Di Nagari ini juga terdapat situs cagar budaya baru Tungku Tigo Sajarangan.
Tertarik berkunjung ke sana?(*)
Usai Buat Gaduh, Razman Nasution dan Firdaus Oiwobo Datangi MA untuk Minta Maaf