Alasannya, tato tersebut dianggap sebagai pilihan hidup dari pasien.
Entah bagaimana, akhirnya petugas dari Departemen Sosial juga mendapat salinan tertulis dari pasien terkait permintaan untuk tidak disadarkan.
Setelah itu, kondisi pasien semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Kasus permintaan DNR tato pasien ini cenderung membuat bingung tim medis mengingat adanya kekhawatiran tentang legalitas dan keyakinan yang tidak berdasar.
(BACA: Millen Cyrus Hamil, Beneran atau Hoax Tuh?)
Apalagi tim medis tidak tahu sejarah pasien tersebut membuat tato tersebut.
"Namun demikian, kami merasa lega menemukan permintaan DNR-nya yang tertulis, karena pernah suatu kasus seseorang dengan tato DNR-nya tidak mencerminkan keinginannya saat ini. Laporan kasus ini tidak mendukung atau tidak menentang penggunaan tato untuk mengekspresikan pilihan hidup mereka dengan tato," tulis tim medis. (*)
(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Karena Tato, Dokter Memutuskan untuk Membiarkan Pasien Memilih Mati)