Begini, lantunan musik yang kita dengar merupakan getaran gelombang suara.
Gelombang suara ini masuk menuju telinga bagian tengah tempat bermukimnya gendang telinga, untuk selanjutnya diteruskan ke telinga dalam.
Di area telinga dalam, gelombang suara ditangkap oleh sel-sel rambut yang terdapat di dalam koklea untuk diubah menjadi sinyal listrik.
Barulah kemudian sinyal suara ini dikirim ke otak melalui serabut saraf telinga.
Di otak, sinyal listrik ini menyebar ke berbagai bagian dalam waktu bersamaan.
Pertama, sinyal listrik ini mampir ke bagian otak temporal yang bekerja untuk memproses input indra (mengubah sinyal tersebut menjadi lagu yang kita dengar), memahami bahasa, dan mengatur emosi.
(BACA : Anak Tak Kunjung Balas WhatsApp, 2 Jam Kemudian Ayah Syok Temui Fakta Sebenarnya )
Sinyal listrik ini juga mengalir ke hipotalamus otak, tempat produksi hormon sekaligus pengatur tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh.
Saat merespon sinyal listrik tersebut, hipotalamus langsung bekerja meningkatkan mood bahagia dopamin sambil menurunkan hormon kortisol.
Itu sebabnya segala macam gejala yang menyertai stres dapat lambat laun mereda selama Anda mendengarkan musik.
Musik juga kerap kali dilakukan sebagai salah cara untuk menenangkan mereka yang akan mengalami operasi atau tindakan lainnya, sehingga mereka dapat menjadi lebih rileks. (*)
Artikel Ini Pernah Tayang di Kompas.com dengan Judul "Mengapa Mendengarkan Musik Bisa Mengusir Stres?"
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |