Grid.ID - Harga tanah kuburan alias pemakaman yang terus meningkat serta penduduk yang makin padat membuat China mengembangkan konsep baru.
China mengembangkan konsep pekuburan ramah lingkungan, sementara kota lainnya membangun kuburan berbasis digital.
Kurangnya lahan juga membuat permintaan area pemakaman sangat diminati.
Baca Juga : Digosipkan Dekat dengan Gading Marten, Ini Rahasia Cantiknya Sophia Latjuba
Melansir The Guardian, Jumat (5/4/2019), di kota-kota seperti Beijing, rata-rata harga lot pemakaman lebih dari 100.000 yuan atau sekitar Rp 210,34 juta.
Sementara, harga lot kuburan tradisional di Tianshou, salah satu kuburan paling populer di ibu kota China itu, mencapai 29.800 yuan hingga 288.000 yuan atau Rp 62,68 juta-Rp 605,82 juta.
Mahalnya harga tanah pemakaman ini juga membuat beberapa keluarga membeli apartemen khusus untuk menempatkan sisa-sisa kerabat mereka.
Baca Juga : Kontak Terakhir Budi Hartanto, Guru Honorer yang Ditemukan Tewas Didalam Koper Tanpa Kepala
Untuk mengatasi hal ini, para pejabat mengeluarkan pedoman guna mendorong lebih banyak proses penguburan yang lebih ramah lingkungan, daripada mendirikan banyak nisan di makam.
Dengan cara pemakaman ramah lingkungan, abu jenazah atau sisa-sisa tubuh kerabat ke dalam guci dapat hancur di tanah.
Area yang dikhususkan untuk penguburan ramah lingkungan berkapasitas lebih dari 2.000 guci yang terkubur di tanah.
Baca Juga : Ulang Tahun ke-44, Uya Kuya Dapat Kado Jam Tangan Seharga Mobil Mewah
Pengelola kuburan juga tidak menyediakan tanda maupun lot khusus.
Sedangkan jika menggunakan metode penguburan tradisional, area yang sama hanya akan menampung sekitar 500 hingga 600 lot kuburan.
Ilustrasi pemakaman modern (Thinkstock) Pemerintah kota Shanghai juga mempromosikan pemakaman laut dan menawarkan subsidi kepada operator pemakaman dan keluarga.
Baca Juga : Tak Mau Balikan dengan Hilda Vitria, Kriss Hatta Kini Gandeng Kekasih Baru!
Daerah lain malah menawarkan layanan tambahan untuk membuat pemakaman hijau lebih menarik.
Pemakaman Anxian Yuan di provinsi Zhejiang di timur China menyediakan aplikasi yang dapat digunakan keluarga.
Mereka hanya perlu memindai kode QR pada pohon atau perlengkapan lainnya di dekat tempat kerabat mereka dimakamkan.
Baca Juga : Lucinta Luna Pakai Aksesori Bulu dan Tubuh Hewan Mati, Melanie Subono Beri Respon!
Alih-alih merawat kuburan yang sebenarnya, keluarga bisa menyalakan lilin digital atau meninggalkan bunga digital untuk almarhum.
"Penerimaan masyarakat terhadap pemakaman ramah lingkungan meningkat," ujar direktur pemasaran dan perencanaan di Tianshou, Sun Ying.
"Saya pikir di masa depan, akan ada semakin banyak orang bergabung dengan cara penguburan hemat lahan ini," lanjut dia.
Selain itu, dalam undang-undang yang direvisi tentang manajemen pemakaman pemerintah pusat meminta pemerintah daerah untuk memberikan dukungan keuangan bagi pemakaman umum yang lebih murah bagi penduduk.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul China Kembangkan Kuburan Digital dan Ramah Lingkungan
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | None |
Editor | : | Dianita Anggraeni |