Di balik rasa positifnya, ternyata Jehan juga menyimpan kekhawatirannya.
Ia menambahkan kalau Indonesia harus meminimalisir fast fashion dari luar yang masuk ke Indonesia.
"Aku berbicara tahun 2020, ketika lokal market udah gede, desainernya udah banyak, tapi banyak banget fast fashion yang masuk dari luar ke indonesia, which is ini nggak berkesinambungan. Menurut aku peran pemerintah itu gede banget buat nge-rem itu," papar Jehan.
Tidak hanya itu, segala sesuatunya harus berkesinambungan agar semua bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
"Semua itu harus berkesinambungan, kalo nggak gitu im not sure kalo indonesia bakal jadi kiblatnya muslim fashion di dunia. Itu cuma jadi wacana aja, karena sekarang banyak banget negara yang berlomba-lomba pengen jadi kiblatnya muslim fashion. Even Jepang sama Thailand aja mau, loh, padahal negara minoritas, karena mereka tahu marketnya," ucapnya.
Jenahara optimis jika industri fashion muslim merupakan industri yang besar dan bisa mensejahterakan Indonesia di masa yanh akan datang.
"Kita harus paham kalau industri ini gede banget, indusrltri ini menjanjikan banget. Dan industri ini bisa mensejahterakan Indonesia loh kalo bener-bener kita serius mau ngegarap ini," pungkas Jehan. (*)
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |