Grid.ID – Banyak kasus pernikahan sedarah yang terjadi di Indonesia.
Contohnya saja kasus pernikahan sedarah (inses) antara marga Aritonang yaitu seorang laki-laki dengan adik perempuannya di Duri Bengkalis, Riau yang sempat mengegerkan dunia maya.
Pasalnya, bukan hanya secara norma masyarakat, namun secara agama hal itu terlarang karena akan membawa dampak yang buruk dalam berbagai hal termasuk keturunannya.
Inses memang hal yang tabu hampir di setiap budaya di seluruh dunia, namun rupanya tidak selalu begitu.
Para bangsawan zaman dulu ternyata biasa melakukannya untuk menjaga agar darah kerajaan tetap murni.
Baca Juga : 10 Tahun Jadi Istri Kedua Clift Sangra, Nana Mahliana Mengaku Sempat Didatangi Mendiang Suzanna
Penguasa Mesir khususnya sering menikahi saudara kandung mereka atau bahkan anak mereka sendiri.
Namun, mereka harus membayar mahal kerena mutasi genetik mereka menyebabkan permasalahan yang serius pada keturunan dan variasi genetik baru mulai muncul dalam jangka waktu yang sangat lama seperti dilansir dari Ranker.
Baca Juga : Dokter ini 'Bohongi' Pasien yang Tidak Mampu Selama 14 Tahun, Ternyata Ada Kisah Haru Dibaliknya
Keluarga bangsawan Habsburg mengatur pernikahan sedarah untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.
Sayangnya, genetika mereka menghasilkan anak-anak yang memiliki rahang bawah yang panjang dan menonjol, sehingga tidak dapat berbicara dengan benar, tidak bisa mengunyah dan air liur menetes ke mana-mana.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |