Dalam sebuah penelitian, 10 sukarelawan sehat diberi setengah kaleng kacang panggang sebagai tambahan diet reguler.
Mereka juga diberi kateter dubur untuk mengukur kentut mereka selama 24 jam.
Meskipun ini adalah sampel yang kecil, hasilnya tetap saja penting.
Menurut para peneliti, pria dan wanita melepaskan gas buang yang sama, dan rata-rata ‘episode kentut'nya adalah delapan kali.
Studi lain, yang juga melibatkan 10 orang, menemukan, diet serat tinggi menyebabkan kentut lebih sedikit tapi lebih keras.
Baca Juga : Kisah Dokter Rogozov, Nekat Bedah Isi Perutnya Sendiri di Tengah Badai Salju
Sementara studi ketiga menemukan, gas-gas yang mengandung belerang adalah penyebab kentut-kentut paling bau di dunia.
Literatur ilmiah lainnya juga mendukung hipotesis Collins dengan menyarankan agar kita tidak menahan kentut.
Sebuah makalah yang terbit pada 2010 berjudul “Methane and the gastrointestinal tract” menyebut, metana, hidrogen sulfida, dan gas lain yang yang diproduksi di saluran usus sebagian besar dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Baca Juga : 14 Kelainan Mengerikan ini Akan Terjadi Pada Anak dari Pernikahan Sedarah!
Atau … “diusir melalui paru-paru.”
Sementara menahannya menyebabkan kita bersendawa, perut kembung, dan nyeri.
Dan dalam beberapa kasus yang lebih parah, kantung-kantung dapat terbentuk di sepanang dinding usus besar, infeksi, dan menyebabkan diverticulitis.
Jadi, pikir-pikir ulang jika ingin menahan kentut.
Jika malu karena sedang di tengah kerumunan, sempatkanlah untuk menyingkir sebentar. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Hati-hati, Kentut yang Ditahan Bisa Keluar Lewat Mulut, Jangan Sering-sering Menahannya! “
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |