Sebab, secara politis dampaknya sangat merugikan.
Baca Juga : Kisah Pilu Dibalik Foto 3 Anak Penderita Kanker, Begini Kondisinya Sekarang!
Pasalnya, saat itu musuh pemerintah mencoba memanfaatkan situasi itu untuk menjelek-jelekkan nama dan kelakuan Bung Karno.
Apalagi saat itu Indonesia sedang melancarkan Konfrontasi Malaysia
Pimpinan ABRI lantas mengirim dua perwiranya, Ahmad Yani dan Soenarso untuk menyusul Bung Karno yang kala itu tengah berada di Jepang menemui Naoko.
Setibanya di hotel tempat Soekarno menginap, Ahmad Yani dan Soenarso sempat berdebat tentang siapa yang harus berbicara kepada Bung Karno dan mengajaknya pulang.
Keduanya takut jika sang Presiden marah.
Akhirnya Soenarso yang bicara dan berterus terang kepada Bung Karno agar segera pulang dan memutuskan tali asmaranya dengan Naoko.
Baca Juga : Belum Selesai Kasus Audrey, Kini Viral Video Siswi SD Bully dan Tampar Temannya di Dalam Kelas
Sebenarnya Soenarso sudah bersiap menerima kemurkaan Sang Presiden. Ternyata jawaban Bung Karno sungguh tak disangka. “Lha, cara untuk memutuskan (Nemoto) bagaimana?” .
“Gampang, Pak. Sekarang saja Bapak kembali ke Jakarta, tanpa memberitahu siapa pun, kecuali protokol pemerintah Jepang,” saran Soenarso. Nasihat itu langsung dijalankan Bung Karno.
Sore itu juga, dia dan rombongannya terbang ke Jakarta.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |