Grid.ID - Kasus #JusticeForAudrey kini masih bergulir dan melibatkan beberapa pihak.
Perhatian tak hanya tertuju pada korban pengeroyokan siswi SMP di Pontianak tersebut, namun juga kepada para pelaku yang berperan dalam kasus #JusticeForAudrey ini.
Ketika korban mendapatkan perhatian dan dukungan luar biasa dari publik, pelaku pengeroyokan kasus #JusticeForAudrey ini mendapatkan sanksi sosial yang cukup masif.
Publik masih saja meluapkan amarah lantaran pelaku pengeroyokan kasus #JusticeForAudrey sempat tampak tak menyesal.
Bahkan beredar video Boomerang yang menampilkan para pelaku tampak tak terbebani sama sekali ketika berada di kantor polisi.
Namun seiring berjalannya waktu, para pelaku pengeroyokan kasus #JusticeForAudrey yang masih berstatus pelajar SMA ini pun terus-menerus menerima hujatan.
Baca Juga : #JusticeForAudrey, Ini Penjelasan Soal Bullying yang Perlu Anda Ketahui!
Beragam cibiran, makian, bahkan ancaman ditujukan kepada mereka.
Reaksi ini datang dari beragam media sosial, mulai dari Twitter, Facebook, dan Instagram.
Bahkan tak sedikit yang tega menyebarkan foto-foto para pelaku yang notabene masih berusia belia, sekitar 17 tahun.
Baca Juga : Dua Publik Figur Ini Sindir Orang-orang yang Terlalu Mengekspos Kasus #JusticeforAudrey
Sungguh sanksi sosial yang berat bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah.
Dan hal ini pun diakui oleh Ketua KPPAD Kalimantan Barat, Eka Nurhayati Ishak.
Kepada wartawan Tribun Pontianak, Eka Nurhayati Ishak menceritakan trauma berat yang dialami oleh para pelaku pengeroyokan.
Tak cuma korban yang trauma berat, para pelaku juga mulai mengalami trauma psikis yang kemudian berdampak kepada perilaku mereka sehari-hari.
Eka Nurhayati Ishak menyebutkan, pihak keluarga mengatakan bahwa saking traumanya dengan sanksi sosial yang didapat, pelaku sampai ada yang mengasingkan diri.
Bukan cuma itu, ada pula yang tak mau makan selama hampir 4 hari berturut-turut.
"Bukan lagi si Korban yang sekarang traumanya luar biasa.
"Ini saja sampai ada yang tidak makan udah 4 hari.
"Ada yang sampai menangis hanya mengurung (diri, red.) di kamar," kata Eka Nurhayati Ishak dalam wawancara langsung yang dilakukan Tribun Pontianak (10/4/2019).
Pihak keluarga pelaku menuturkan kepada Eka Nurhayati Ishak, beragam cibiran, makian, bahkan ancaman diterima mereka usai kasus #JusticeForAudrey viral di media sosial.
Bahkan ada juga yang mengancam ingin melakukan hal yang sebagaimana disebutkan dalam narasi kronologi pengeroyokan AU (14) yang beredar di media sosial.
"Si Pelaku ini sekarang dalam tekanan luar biasa.
Baca Juga : Psikolog Poppy Amalya Sebut Orang Tua Para Pelaku Kasus #JusticeForAudrey Harus Diberi Terapi Psikologis
"Sanksi sosialnya sampai ada yang mengancam kepengin, maaf, menusuk kemaluan mereka.
"Ada yang mau membunuh, ada yang mau menyekap.
"Ancaman itu bertubi-tubi mereka terima.
"Jadi dalam hal ini mereka ingin meminta perlindungan yang sama (dengan korban, red.)," lanjut Eka Nurhayati Ishak.
Dampingi baik pelaku maupun korban, pihak KPPAD melaksanakan pola pendampingan berupa trauma healing agar mereka tak mengalami beban psikis yang berlebih.
"Untuk 12 anak ini kita akan kasih trauma healing dari psikolog.
"Kalau korban itu udah dari awal, begitu pengaduan, hari itu juga kami udah dampingi dan berikan konseling trauma healing," lanjut Eka Nurhayati Ishak.
Sebagaimana diberitakan oleh Kompas.com, Polresta Pontianak kini sudah menetapkan 3 siswi SMA sebagai tersangka dalam kasus #JusticeForAudrey.
Ketiganya masing-masing berinisial tersangka FZ alias LL (17), TR alias AR (17), dan NB alias EC (17).
Selain pengambilan keterangan sejumlah saksi dan pelaku, penetapan status tersangka ini juga dikuatkan oleh hasil visum dari Rumah Sakit Promedika Pontianak yang dikeluarkan pada Rabu (10/4/2019). (*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Tribun Pontianak |
Penulis | : | Andika Thaselia |
Editor | : | Andika Thaselia |