"Nah kalau ada orang luar mau belanja produk lokal, kita suruh dia kemana? Tanah abang? Thamrin city? Itu semua kan copy-annya desainer loh. Aku nggak nyalahin mereka, tapi harusnya kita (desainer) punya satu wadah yang bisa memfasilitasi itu (karya-karya lokal buatan desainer)," tuturnya.
Bagi Jenahara, Indonesia harus mencontoh negara luar yang memiliki satu tempat yang dikhususkan untuk karya-karya desainer.
"Kalo kita ke luar negeri, itu pasti ada satu jalanan yang tempatnya desainer semua. Nah, pemerintah tuh harus melek ke situ. Selain itu, ya pemerintah juga harus bisa meminimalisir fast fashion dari luar yang sekarang udah mulai ngelirik fashion muslim," lanjut Jenahara.
Ia menegaskan kalau musuh utamanya adalah fast fashion yang mulai merambah Indonesia yang market muslimnya besar.
"Aku sih, bersaing itu sehat dengan sesama desainers, tapi aku nggak merasa desainers itu jadi pesaing terberat aku. Karena pesaing terberat sebenarnya adalah fast fashion yang saat ini sudah melirik market muslim fashion Indonesia," papar Jenahara mengakhiri. (*)
( Kamu Wanita Mandiri? Pantang Membiarkan 4 Hal Ini Terjadi Dalam Hubunganmu - Klik Baca Sumber )
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |