Baca Juga : 5 Daftar Kelompok Teroris Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia, Nomor 1 Ternyata Bukan ISIS!
Beaurieux mendokumentasikan eksperimennya yang ia lakukan pada 28 Juni 1905 itu dalam jurnal medisnya.
Dalam jurnalnya ia menulis, "Kepala jatuh di permukaan leher yang terputus dan oleh karena itu saya tidak perlu mengangkatnya dengan tangan saya."
"Kemudian saya dapat mencatat segera setelah pemenggalan itu: kelopak mata dan bibirnya bekerja dalam kontraksi irama yang tidak teratur selama sekitar lima atau enam detik."
Baca Juga : 5 Daftar Kelompok Teroris Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia, Nomor 1 Ternyata Bukan ISIS!
"Saya menunggu beberapa detik. Gerakan tersebut berhenti."
"Wajahnya rileks, kelopak matanya setengah tertutup, hanya menyisakan putih konjungtiva yang terlihat, persis seperti pada orang yang sekarat."
"Saat itulah saya memanggil dengan suara yang kuat dan keras: 'Languille' saya melihat kelopak matanya perlahan-lahan terangkat."
Dr Beaurieux membandingkan tatapan yang diberikan Henri kepadanya sama dengan orang-orang yang terbangun dari tidur atau dikagetkan saat pikirannya kosong.
Baca Juga : Wanita ini Lakukan 200 Kali Operasi Plastik hingga Habiskan Rp32 Miliar karena Dihina Ayahnya Sendiri
Beaurieux mengatakan ia memanggil Henri kedua kalinya, dan sekali lagi mata Henri tertuju padanya.
Kemudia saat Beaurieux memanggil untuk yang ketiga kalinya, Henri tidak lagi merespon, disitulah Henri dipastikan telah mati.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |