Grid.ID - Bekerja di sebuah radio swasta di bilangan Jakarta, terlebih menjadi sebuah penyiar, kadang masih dianggap kurang menjanjikan oleh orang awam.
Padahal, posisi penyiar oleh mereka yang berkutat pada industri radio, justru dianggap sebagai posisi strategis dengan penghasilan yang sangat menjanjikan.
Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta, M Rafiq, mengungkapkan banyak mereka dengan profesi penyiar di Jakarta bisa menerima honor hingga puluhan juta rupiah.
Besaran puluhan juta rupiah itu bahkan bisa didapat dalam kurun waktu sebulan, atau sama artinya dengan gaji penyiar tersebut tiap bulannya.
"Di Jakarta itu ada penyiar radio yang tiap bulan bisa bawa pulang uang Rp 60 juta. Jadi, yang cuma dapat Rp 20 juta sebulan, banyak," kata Rafiq dalam sebuah konferensi pers pada acara Radio Day 2017 di gedung Ayana Mid Plaza, Senin (11/12/2017).
Rafiq menjelaskan, puluhan juta rupiah yang didapat oleh penyiar itu murni honor sebagai penyiar di salah satu radio swasta.
Sehingga, jika penyiar itu memiliki pekerjaan lain di luar tugasnya sebagai penyiar, misalkan menerima tawaran sebagai master of ceremony (MC) maupun sebagai moderator di acara-acara tertentu, maka penghasilan bulanannya bisa lebih besar lagi.
"Jadi, kebayang enggak? Dia siaran pagi dari pukul 06.00 sampai 10.00 WIB, setiap hari siaran Senin sampai Jumat. Dari situ, bisa dapat honor Rp 50 juta sebulan," tutur Rafiq.
Ketika membicarakan tentang gaji bulanan seorang penyiar, menurut Rafiq, bisa menimbulkan rasa iri di kalangan sesama pekerja di sebuah radio.
Hal itu dikarenakan bisa dibilang gaji seorang penyiarlah yang sampai saat ini paling besar ketimbang posisi lain, bahkan untuk posisi program director gajinya masih di bawah gaji penyiar.
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |