Tetapi ketika pengawasan meningkat, Irena harus menyembunyikan anak-anak dalam koper, kantong sampah, dan bahkan peti mati.
Lebih dari 2.500 anak-anak diselamatkan dengan cara ini.
Irena menyimpan catatan semua anak-anak yang dibawanya ke tempat aman, dan daftar itu disembunyikan di dalam kaleng di kebun tetangga.
Rencana Irena berjalan sempurna sampai suatu hari Nazi menemukan apa yang dia lakukan dan menangkapnya.
Baca Juga : Berburu 4 Oleh-oleh Kekinian Khas Singapura di Jewel Changi Airport, dari Kue Lezat Hingga Popcorn Renyah
Irena dikirim ke penjara, di mana dia disiksa oleh Gestapo dan kedua lengannya patah.
Tetapi meskipun ada rasa sakit dan siksaan, dia menolak untuk memberikan informasi apa pun tentang anak-anak atau keluarga mereka.
Akhirnya, Nazi menjatuhkan hukuman mati padanya.
Tapi takdir punya rencana lain untuk Irena.
Baca Juga : Foto Mesra Bareng Suami, Olla Ramlan Kenakan Tas Hermes Harga 400 Jutaan
Beberapa pembantu Irena berhasil menyuap seorang tentara di penjara sehingga dia bisa melarikan diri.
Sejak hari itu sampai kematiannya bertahun-tahun kemudian Irena hidup di bawah identitas palsu.
Namun dia tidak pernah berhenti membantu orang lain meski mengubah identitasnya.
Baca Juga : Sudah Jadi Mualaf, Intip Potret Cantik Selvi Ananda Menantu Jokowi dalam Balutan Hijab
(*)
Artikel ini pernah tayang di Nova.grid.id dengan judul Perempuan Ini Sembunyikan Ribuan Anak dalam Peti Mati, untuk Apa?
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Newsner.com,NOVA |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |