"Tidak ada air panas. Air dialirkan begitu saja pakai pipa-pipa dari bukit ke bawah. Sering, dari pipa itu keluar ular atau kodok," ujar Se Yeon.
Perlakuan lain yang tak manusiawi adalah, tentara wanita diajarkan untuk biasa buang air di depan tentara pria.
Selain itu, sudah jadi hal biasa mereka diintimi oleh para pejabat militer.
So Yeon (41) dulunya anak seorang profesor di sebuah kampus ternama Korea Utara.
Dia mengaku terpaksa menjadi tentara karena krisis makanan di Korut.
Menjadi tentara, kata Se Yeon, memberi jaminan makanan kepada mereka yang mau bergabung.
Anak kepada seorang profesor di sebuah universiti, So Yeon, 41, terpaksa berkhidmat dalam angkatan tentera akibat krisis kebuluran.
Kata So Yeon, berkhidmat dalam angkatan tentera 'menjanjikan' makanan untuk anggota-anggota dan dirinya.
"Kebuluran menyebabkan wanita terdedah kepada ancaman," kata pengarang buku North Korea's Hidden Revolution, Jieun Baek.
"Ramai wanita terpaksa menyertai tentera dan lebih ramai lagi dilayani dengan salah, antaranya menghadapi penderaan dan gangguan seksual.
Yang paling ekstrim, adalah apa yang dialami tentara wanita Korut soal metabolisme tubuh.
"Selama 6 bulan hingga setahun pertama bergabung, kami tak mengalami menstruasi karena begitu hebatnya tekanan yang kami alami,"ujar Se Yeon.
Ria Ricis Kepingin Adopsi Anak Cowok Gegara Hal Ini, Janda Teuku Ryan Justru Tuai Kritikan Netizen, Ada Apa?
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |