Grid.ID - Menjelang Ramadan, makanan kaleng banyak diburu oleh masyarakat.
Pasalnya, makanan kaleng dianggap praktis tapi mengandung banyak pengawet.
Bukan hanya terancam mengonsumsi makanan berpengawet, makanan kaleng juga lebih berisiko saat kalengnya penyok.
Baca Juga : Unggah Foto Bersama Syahrini, Hotman Paris: Dulu Sahabat!
Kemasan kaleng sebenarnya digunakan untuk menghalau makanan dari bakteri dan jamur berbahaya.
Namun, tidak sedikit kaleng yang jadi penyok saat proses distribusi atau setelah dijual di pasar.
Menurut Suki Hertz, seorang profesor nutrisi dan kemanan makanan untuk Culinary Institute of America, tingkat keparahan kaleng yang penyok akan memengaruhi kualitas produk.
"Jika itu hanya penyok kecil di bagian lain pada kaleng.
Baca Juga : Hak Asuh Amandine yang Dilakukan Tyas Mirasih Masih Memas, Maryke Harris Diamankan Polisi
Itu tidak akan mempengaruhi makanan di dalamnya," ujar Hertz.
Hertz juga mengungkapkan bahwa jika bagian yang penyok terdapat lapisan logam, maka makanan ini akan lebih mudah terpapar udara yang membuat patogen masuk.
Pada keadaan ini, makanan tak lagi layak dikonsumsi.
7 Bunga ini Cocok untuk Dekorasi Imlek 2025, Diyakini Bawa Keberuntungan Bagi yang Merayakan
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |